REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Muslim di seluruh dunia saat ini sedang merayakan bulan suci Ramadhan setiap tahun. Mereka mengisi bulan ini dengan berpuasa, bersedekah, serta berdoa untuk memperkuat iman mereka.
Semua Muslim yang memiliki badan dan jiwa sehat diwajibkan berpuasa. Di momen seperti ini, setiap daerah memiliki budaya dan sejarahnya sendiri, yang berakar kuat pada perayaan Ramadhan.
Meski dasar atau makna puasa Ramadhan di seluruh dunia sama, namun setiap tempat memiliki cara tersendiri dalam merayakan bulan suci. Berikut beberapa cara unik orang Afrika merayakan Ramadhan.
Town criers
Di Maroko, nafar atau pembawa pesan (town crier) menggunakan pakaian tradisional mereka, gandora, berputar mengelilingi rumah-rumah. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan Muslim tentang awal hari, ketika fajar tiba dengan suaranya yang indah.
Tradisi ini dimulai pada abad ketujuh, ketika seorang sahabat tepercaya Nabi Muhammad SAW berkeliaran di jalan-jalan saat fajar, menyanyikan doa yang harmonis.
Hanya orang yang jujur dan empati dalam komunitas yang dipilih menjadi nafar. Mereka berjalan saat fajar sembari meniup klakson guna membangunkan Muslim untuk makan sebelum fajar atau sahur.
Alunan musik yang manis dan rasa syukur menyelimuti kota selama bulan ini. Pada malam terakhir Ramadhan, seorang nafar mendapat kompensasi atau upah dari komunitas mereka.
Tidak ada ikan sebulan penuh
Selama Ramadhan, umat Islam harus menjauhkan diri dari makan dan minum sampai mereka berbuka puasa. Di Djibouti, setiap Muslim memilih berhenti makan ikan saat Ramadhan karena dipercaya bisa menambah rasa haus saat puasa.