REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsolidasi hotel-hotel milik BUMN memiliki peluang besar di industri hotel dalam negeri. Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN Iswandi Said mengatakan konsolidasi hotel-hotel milik perusahaan pelat merah akan berjalan secara bertahap melalui holding hotel yang dipimpin anak usaha HIN, Hotel Indonesia Group (HIG) dan anak usaha PT Wijaya Karya (Persero), PT Wijaya Karya Realty.
"Ada dua model holding yakni holding ownership oleh Wika Realty dan holding operatorship oleh HIN," ujar Iswandi saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Ahad (18/4).
Iswandi mengatakan holding operatorship sudah berjalan yang mana sekitar 31 hotel BUMN telah berada dalam satu atap di bawah pengelolaan HIG. Sementara holding ownership mengenai penggabungan kepemilikan hotel-hotel kepada Wika Realty diperkirakan selesai pada Mei mendatang.
"Kesiapan HIN sudah kita mulai, contohnya dengan holding operatopship sudah terbentuk, kita rebranding pada pekan lalu sebagai bukti bahwa holding operatorship sudah berjalan," ucap Iswandi.
Iswandi meyakini holding hotel akan menjadi kekuatan besar bagi industri hotel milik negara. Iswandi menilai pembentukan holding hotel tak lepas dari tangan dingin Menteri BUMN Erick Thohir dalam mengoptimalkan hotel-hotel BUMN.
"Pak menteri canggih, sudah hitung-hitungan matang, kalau seandainya kita sudah jadi satu atap operatorship, kita bisa mampu menyaingi operator atau hotel chain lain seperti Accor dan Marriot," lanjut Iswandi.
Iswandi mengatakan holding hotel ditargetkan mampu mengelola seluruh hotel-hotel milik BUMN yang jumlahnya mencapai 111 hotel. Iswandi menyebut proses pengelolaan ratusan hotel BUMN akan dilakukan secara bertahap.
"111 hotel insyaAllah pada 2025 karena mereka sebagian masih ada yang terikat kontrak operator yang lain, kita tunggu dulu," kata Iswandi menambahkan.