REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal tol laut saat ini sudah menjangkau ke pegunungan tengah Papua dengan bersinergi penyelenggaraan multimoda di Kabupaten Nduga. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Jayapura (KSOP Kelas II Jayapura) Taher Laitupa mengatakan hal tersebut akan meningkatkan usaha-usaha jasa terkait di pelabuhan dalam ekosistem tol laut.
"Ini menjadikan Kabupaten Nduga pintu masuk selatan untuk wilayah Pegunungan Tengah (Lapago)," kata Taher dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (18/4).
Dia mengatakan, penyelenggaraan tol laut pada 2021 terus berkembang dengan mengkombinasikan elemen-elemen utama seperti kapal, jaringan trayek, dan pelabuhan. Termasuk, elemen pendukung seperti optimalisasi jalur lintasan pada alur sungai dan danau di wilayah pesisir dan pegunungan.
Untuk itu, Taher memastikan KSOP Jayapura terus melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan tol laut pada Trayek T-26. Trayek tersebut telah melayani beberapa daerah yang masih terisolir di Provinsi Papua seperti di Pelabuhan Atsy Agats, Sawaerma, Mumugu dan Batas Batu Kabupaten Nduga.
“Dari karakteristik kewilayahan pegunungan tengah, yang menjadi salah satu fokus penyelenggaraan Tol Laut adalah pelayanan distribusi logistik yang terjadwal dan teratur di Kabupaten Nduga,” jelas Taher.
Dia menuturkan, Nduga merupakan kabupaten yang berbatasan langsung dengan beberapa daerah di pegunungan tengah seperti Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Tolikara. Kabupaten Nduga saat ini membutuhkan gerak cepat untuk melakukan pembangunan yang merata dan berkeadilan.
“Dengan tingkat kebutuhan masyarakat yang sangat tinggi tentu dibutuhkan pasokan logistik yang terjadwal dan teratur secara baik dan lancar dengan penggunaan kapal Rede yang dapat menjangkau perairan sungai di wilayah pegunungan tengah ini, hal ini menuntut dalam waktu dekat penyelenggaraan Tol Laut harus dapat dilaksanakan,” kata Taher.
Sementara itu, Kasie Lala dan Usaha Pelabuhan Willem Thobias Fofid mengatakan, saat ini masyarakat sangat membutuhkan kehadiran negara dalam wujud pembangunan yang nyata. Khususnya bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan, dan infrastruktur dasar.
Willem mengungkapkan warga Nduga juga mengaku sangat membutuhkan layanan distribusi logistik dan transportasi pelabuhan dan bandara serta konektivitas multimoda. "Termasuk akses jalan darat yang dapat menghubungkan jalur lintasan Mumugu Satu-Kenyam, Kenyam-Mbua, Kenyam-Iniye, serta Kenyem-Gearek termasuk dari akses yang menghubungkan Nduga-Yahukimo," kata Willem.