REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah mendesak Sinovac Biotech Ltd, perusahaan China yang memasok vaksin Sinovac ke Indonesia, untuk segera mengurus Emergency Use Listing (EUL) dari WHO. Sebab, Arab Saudi mengharuskan setiap jamaah haji dan umroh harus divaksin dengan vaksin yang telah memiliki EUL.
"Sertifikat EUL ini kan penting. Minggu lalu, menteri agama menyebutkan bahwa Saudi sangat berkepentingan dengan persoalan vaksinasi ini. Mungkin ini terkait dengan masih merebaknya virus Covid-19 di banyak negara," ujar Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) dalam keterangannya, Ahad (18/4).
Lebih lanjut, kata Saleh, sebagai konsumen dan pengguna vaksin Sinovac yang tidak sedikit. Pemerintah Indonesia dinilai sangat layak menuntut agar Sinovac Biotech Ltd segera mengurus EUL tersebut. Posisi Indonesia adalah pembeli. Karena itu, perusahaan penjuallah yang mesti mengurus persoalan pendaftaran dan urusan adminiatratif seperti itu.
"Ini saya dengar malah pemerintah Indonesia yang memberikan perkiraan. Ada yang memperkirakan akan keluar di bulan April, ada juga yang menyebut di awal Mei. Tidak diketahui mana yang paling benar. Yang jelas, sampai hari ini belum keluar dan belum masuk dalam list WHO," Saleh menambahkan.
Tahun ini, sambung Saleh, pemerintah Saudi diperkirakan akan kembali menerima jamaah haji. Seperti biasa, Saudi akan sangat ketat menjaga persyaratan yang mereka tetapkan. Karena itu, jamaah haji kita yang telah divaksin Sinovac harus dipastikan diakui dan diperbolehkan masuk Saudi.
"Kalau tidak, daftar antrean jamaah yang mau berangkat haji akan semakin panjang," tutupnya.