REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pengelola Rumah Sakit (RS) Lapangan Kota Bogor saat ini sedang melakukan pendataan aset yang merupakan bagian dari penggunaan anggaran yang dikucurkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pasalnya, banyak alat kesehatan di di RS Lapangan yang sangat potensial dan masih bisa dipergunakan di RS lainnya.
Penanggung Jawab RS Lapangan Kota Bogor, Ari Priyono mengakui, pihaknya juga mempersiapkan kemungkinan ditutupnya RS darurat itu jika pasien sudah tidak ada. Termasuk pendataan aset dilakukan agar semua bisa digunakan maksimal..
"BNPB juga sedang membuat mekanisme terkait alat kesehatan itu mau diapakan. Karena permasalahan ini bukan cuma di Kota Bogor, di semua daerah kondisinya sama. Misal alat kesehatan yang tadinya intensif dipergunakan karena kebutuhan kedaruratannya, tiba-tiba sekarang tren Covid-19 turun, kan alatnya jadi tidak terpakai," jelas Ari di Kota Bogor, Ahad (18/4).
Oleh karena itu, timnya menyusun draf barang-barang yang menjadi aset di rumah sakit tersebut. Sambil menanti surat resmi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengenai keberlangsungan RS Lapangan Kota Bogor.
Ari mengatakan, selama tiga bulan RS Lapangan Kota Bogor beroperasi, tercatat ada 346 pasien yang telah dirawat. Namun, pengalihan pasien maupun aset baru akan diputuskan secara resmi setelah rumah sakit benar-benar ditutup.
"Kami sudah menyusun draf barang atau aset-aset yang ada di RS Lapangan, sambil menunggu terkait mekanismenya. Apakah diserahkan ke pemkot untuk dihibahkan ke Dinkes atau RSUD,” tutur Ari.
Humas dan Sekretariat RS Lapangan Kota Bogor, Armein Sjuhary Rowi mengatakan, alternatif untuk pasien maupun aset di dalamnya memang perlu dipersiapkan. Apalagi, ditutupnya RS Lapangan Kota Bogor lebih kuat lantaran kasus Covid-19 di Kota Bogor saat ini telah menurun tajam.
"Kalau memang nanti ada pasien limpahan dari RS Lapangan, kita sudah back up duluan. Ketersediaan bed di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor masih mencukupi," jelasnya.
Menurut Armein, para pekerja atau pegawai kontrak yang direkrut RS Lapangan Kota Bogor juga akan diarahkan membantu pihak RSUD Kota Bogor. Dia menjelaskan, terdapat beberapa sumber daya manusia (SDM) yang dinilainya cakap dan bisa dipekerjakan kembali di RSUD Kota Bogor.
Masa operasional RS Lapangan Kota Bogor berakhir pada 18 April 2021. Rumah sakit darurat ini telah beroperasi selama tiga bulan, sejak diresmikan pada 18 Januari 2021 untuk meningkatkan bed occupancy rate (BOR) di Kota Bogor kala itu. Adapun BNPB memberikan bantuan Rp 16 miliar untuk pembangunan RS tersebut.