Senin 19 Apr 2021 09:46 WIB

IHSG Dibuka Melemah di Awal Pekan

Pagi ini, pasar akan mencerna rilis data neraca perdagangan Maret Jepang.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona negatif pada perdagangan hari ini, Senin (19/4). IHSG dibuka melemah di level 6.084,78 dan terus turun 0,25 persen ke level 6.070,92.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona negatif pada perdagangan hari ini, Senin (19/4). IHSG dibuka melemah di level 6.084,78 dan terus turun 0,25 persen ke level 6.070,92.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona negatif pada perdagangan hari ini, Senin (19/4). IHSG dibuka melemah di level 6.084,78 dan terus turun 0,25 persen ke level 6.070,92.

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG masih berpeluang menguat terbatas. Menurut riset Phillip Sekuritas Indonesia, pagi ini investor akan mencerna rilis data Neraca Perdagangan bulan Maret Jepang.

Baca Juga

Neraca Perdagangan Jepang mencatatkan surplus 663,7 miliar yen. Angka tersebut jauh melampaui ekspektasi surplus yang sebesar 493,2 miliar yen.

"Kinerja ekspor Jepang mencatatkan pertumbuhan 18,1 persen yoy untuk pertama kali dalam tiga tahun terakhir seiring dengan pulihnya permintaan di sejumlah negara mitra dagang utama," tulis riset, Senin (19/4).

Ekspor ke China melonjak 37,2 persen yoy, namun ekspor ke Amerika Serikat (AS) hanya tumbuh 4,9 persen yoy pada saat ekspor ke Uni Eropa melompat 12,8 persen yoy. Sementara itu impor tumbuh 5,7 persen yoy lebih tinggi dari estimasi pertumbuhan 4,7 persen. 

Untuk minggu ini, Phillip Sekuritas Indonesia melihat fokus perhatian investor akan tertuju pada laporan keuangan emiten. Investor juga menanti kebijakan moneter bank sentral.

Pada hari Selasa, investor akan menyimak suku bunga kredit untuk pinjaman baru bagi korporasi besar (New Loan Prime Rate) di China serta keputusan suku bunga acuan BI7DRRR oleh Bank Indonesia.  

Pada hari Kamis, investor akan bereaksi atas hasil rapat keputusan bank sentral Eropa (ECB). Meskipun ECB diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan, update mengenai program pembelian asset serta proyeksi ekonomi kawasan Eropa akan menjadi fokus perhatian pasar. 

Pada hari Jumat, investor akan mencerna rilis data awal(Flash) PMI bulan April untuk sejumlah negara seperti Australia, zona Euro, Jerman, Perancis, AS dan Jepang. "Data awal Services PMI dari negara negara tersebut diyakini akan menjadi faktor penggerak pasar," tulis Phillip Sekuritas Indonesia. 

 Dari sisi geopolitik, menurut riset, investor akan memantau perkembangan hubungan antara AS dan Rusia serta hubungan antara AS dan China. Investor ingin melihat apakah sanksi yang dijatuhkan AS atas Rusia akan berdampak pada surat utang Rusia yang beredar di pasar obligasi global. 

Sementara itu, berkaitan dengan hubungan antara AS dan China, investor menantikan hasil pertemuan puncak (summit) pertama antara Presiden Biden dan PM Yoshihide Suga, khususnya yang berkaitan dengan pernyataan bersama (joint statement) mengenai Taiwan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement