REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Legenda Manchester United (MU), Rio Ferdinand ikut meramaikan kritik terhadap wacanan berdirinya Liga Super Eropa. Dalam komentarnya, Ferdinand secata tegas menolak untuk mendukung turnamen itu sekalipun terselip nama MU sebagai 12 klub kontestan.
"Bagi saya, ini adalah perang melawan sepak bola. Itu memalukan, itu memalukan dan bertentangan dengan segala hal tentang sepak bola," kata Ferdinand kepada BT Sports dikutip Talksport, Senin (19/4).
Liga Super Eropa tengah menuai kontroversim semua bermula saat FIFA dan UEFA secara tegas menyatakan sikap penolakan dengan menggelar ancaman keras untuk setiap klub yang ikut.
Kompetisi ini juga ditunjukan sebagai tandingan dari Liga Champions. Adapun, satu hal yang juga dikritik dari Liga Super Eropa adalah ekslusifitas mereka. Hanya klub papan atas yang boleh terlibat.
Alhasil, di mata Ferdinand Liga Super Eropa hanya akan membuat klub atas menjadi lebih kaya. Dengan tak adanya persaingan menyeluruh dari klub papan tengah manapun.
"Unsur anti-kompetitif bertentangan dengan segala hal tentang sepak bola. Sungguh berteriak (bahwa) orang-orang ini tidak tahu apa itu sepak bola. Ini murni transaksi bisnis. Orang-orang yang membuat game ini spesial tidak dipertimbangkan," sambung pria asal Inggris.
Sedangkan Ferdinand buka suara soal keikutsertaan MU di dalam 12 klub kontestan Liga Super Eropa. Ferdinand pun tak bisa menutup rasa malu dan mengaku sama sekali tidak mendukung wacana ini.
"Saya adalah seorang penggemar MU dan saya mencintai klub ini, tetapi saya tidak dapat berdiam diri dan mendukung sesuatu seperti itu," kata Ferdinand.
Adapun komentar Ferdinand muncul setelah mantan manajernya, Sir Alex Ferguson, memperingatkan bahwa proposal tersebut akan menjadi perpindahan dari 70 tahun sejarah sepak bola.
"Pembicaraan tentang Liga Super adalah langkah menjauh dari 70 tahun sepak bola klub Eropa. Baik sebagai pemain untuk tim provinsi Dunfermline di tahun 60-an dan sebagai manajer di Aberdeen memenangkan Piala Winners Piala Eropa, untuk klub provinsi kecil di Skotlandia itu seperti mendaki Gunung Everest," kata Ferguson kepada Reuters.