REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India mengkaji kembali membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru karena menghasilkan tenaga dengan harga termurah. Laporan tersebut tertuang dalam draf 28 halaman Kebijakan Listrik Nasional (NEP) pada Februari 2021 yang belum dipublikasikan.
Rencana itu menunjukkan India dapat menambah kapasitas baru berbahan bakar batu bara. Meskipun laporan itu merekomendasikan standar teknologi yang lebih ketat untuk mengurangi polusi.
"Sementara India berkomitmen untuk menambah kapasitas lebih melalui sumber non-fosil pembangkit, kapasitas pembangkit berbasis batubara mungkin masih diperlukan untuk ditambahkan di negara karena terus menjadi sumber pembangkit termurah," tulis draf NEP.
Semua pembangkit listrik berbasis batu bara di masa depan seharusnya hanya menggunakan teknologi ultra super kritis yang mengurangi polusi atau teknologi lain yang lebih efisien. Sumber yang memiliki pengetahuan langsung mengatakan, panel pemerintah yang terdiri dari berbagai pakar dan pejabat sektor listrik akan membahas draf tersebut dan dapat membuat perubahan sebelum meminta persetujuan kabinet.
Kontribusi batu bara untuk pembangkit listrik di India turun untuk tahun kedua berturut-turut pada 2020. Namun, bahan bakar menyumbang hampir tiga perempat dari keluaran listrik tahunan India.
Produsen listrik utama India yang dikelola negara, NTPC Ltd, mengatakan pada September, pihaknya tidak akan memperoleh tanah untuk proyek-proyek baru berbahan bakar batu bara. Perusahaan swasta dan banyak yang dijalankan oleh negara bagian di seluruh negeri tidak berinvestasi dalam pembangkit listrik tenaga batu bara baru selama bertahun-tahun dengan mengatakan bahwa mereka tidak layak secara ekonomi.