Senin 19 Apr 2021 10:57 WIB

3 Amalan yang Diwasiatkan Rasulullah SAW ke Abu Hurairah  

Rasulullah SAW kerap berwasiat kepada Abu Hurairah RA

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW kerap berwasiat kepada Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah SAW kerap berwasiat kepada Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Abu Hurairah termasuk seorang sahabat yang cukup dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Faktor kedekatan inilah yang menjadikan Abu Hurairah perawi hadits teratas dan banyak wasiat-wasiat Rasulullah yang disampaikan kepadanya. 

Di antara wasiat yang diberikan kepada Abu Hurairah adalah sebagai berikut, sebagaimana dilansir dari islamweb, Senin (19/4): 

Baca Juga

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: "أوصاني خليلي صلى الله عليه وسلم بثلاث: صيام ثلاثة أيام من كل شهر، وركعتي الضحى، وأن أوتر قبل أن أنام

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Kekasihku (Muhammad) SAW berwasiat kepada tiga perkara (yaitu) puasa tiga hari tiap bulan, sholat dua rakaat Dhuha dan sholat witir sebelum tidur.”  

Pertama, berpuasa tiga hari setiap pertengahan bulan atau disebut ayyamul bidh. Puasa membiasakan diri melatih kesabaran dan ketekunan, serta mengajarkan kejujuran dan ketaatan kepada Allah SWT secara pribadi dan di depan khalayak umum. 

Karena tidak ada kendali atas orang yang berpuasa kecuali hanya Allah saja, puasa juga dapat menahan emosi dan menahan keinginan. Sehingga puasa dapat meningkatkan rasa kasih sayang, persaudaraan, dan perasaan orang lain di antara yang miskin dan membutuhkan. Dalam hadits, disebutkan: 

 بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فإن لك بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا فإن ذلك صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ  “Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang Kau lakukan. Karena itu, maka puasa ayyamul bidh sama dengan berpuasa setahun penuh.” (HR Bukhari-Muslim).

Ada perbedaan pendapat mengenai kapan dilaksanakan puasa tersebut. Ada pendapat mengatakan tiga hari pertama setiap bulan,  berbarengan dengan puasa Senin Kamis. Namun kebanyakan ulama sepakat ayyamul bidh dilaksanakan pada 13,14,15, tiap bulan.

Kedua, jangan tinggalkan sholat dua rakaat. Sholat dua rakaat yang dimaksud adalah sholat dhuha. Yakni dimulai ketika matahari terbit hingga siang hari sebelum waktu sholat Zuhur. Dari Abu Dzar RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda: 

 يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى  

“Pada setiap persendian kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi; Setiap tasbih (membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (membaca Allahu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma'ruf adalah sedekah, nahi ‘anil munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi dengan (sholat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha."  (HR  Muslim)

Waktu terbaik untuk melaksanakan sholat dhuha adalah ketika sinar matahari telah terasa panas. Rasulullah bersabda:  

صلاة الأوابين حين ترمض الفصال “Sholat Awwabiin dilakukan saat anak-anak onta telah kepanasan” (HR Muslim). 

Ketiga, sholat witir. Sholat witir adalah sholat pamungkas sholat malam. Disebut demikian karena bilangan rakaatnya ganjil. Mulai dari satu rakaat, tiga, dan seterusnya. Paling sedikit tiga rakaat. Waktu utamanya adalah akhir malam. Ini bagi mereka yang memang mampu bangun malam. Jika tidak, dilakukan misal, setelah sholat Isya juga tidak mengapa.

 

Sumber: islamweb

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement