Wagub Jatim Ajak Warga Tahan Diri tidak Mudik
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak | Foto: Antara/Zabur Karuru
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan Ramadhan tahun ini merupakan momen detoksifikasi lahir dan batin. Ia meminta semua orang untuk menahan diri, utamanya dari kegiatan tahunan yang sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia, yakni pulang kampung atau mudik.
"Berpuasa memberikan efek detoksifikasi. Ini termasuk detoksifikasi fisik, batin, dan bahkan sosial politik. Kata kuncinya satu, menahan diri. Dan ini juga utamanya berarti menahan diri dari mudik," kata Emil, Senin (19/4).
Emil mengatakan, pandemi Covid-19 di Indonesia memang telah berjalan lebih dari satu tahun. Namun demikian, proyeksi dari pengalaman menghadapi pandemi selama satu tahun tersebut tidak ada yang bersifat empiris dan faktual 100 persen. Itulah mengapa langkah yang diambil pemerintah tidak semuanya bisa diaplikasikan pada beragam situasi.
“Konteks situasi di masa pandemi ini berbeda-beda. Bisa saja langkah A dapat diterapkan di situasi A, tetapi tidak di situasi B,” ujar Emil.
Emil melanjutkan, dalam situasi seperti ini, banyak ide yang harus melalui proses panjang sebelum akhirnya diterima pemerintah, utamanya Pemprov Jatim. Tetapi melalui pemikiran yang matang lewat hasil pengalaman selama setahun, reaktivasi kegiatan sosial di bulan suci Ramadhan dapat kembali dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Meskipun tak termasuk kegiatan mudik.
“Izin untuk kegiatan sosial seperti buka puasa bersama dan tarawih di bulan Ramadhan ini diberikan karena konteks situasinya berbeda. Masker, pelaksanaan vaksinasi, kesadaran publik, kita sudah punya pengalaman satu tahun sehingga lebih punya persiapan. Akhirnya ada threshold di mana pihak Pemprov Jatim memberikan suatu trust dan izin,” kata dia.
Terkait larangan mudik, Emil menyatakan, aturan tersebut diterapkan tak lain karena kurangnya pengalaman menangani pergerakan orang dalam jumlah besar. Pada saat akhir pekan saja, lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Timur meningkat drastis hingga nyaris menginjak angka ribuan per hari.
“Memang sudah ada vaksin, tetapi vaksinasi berjalan bukan untuk membuat kita lepas dari pandemi. Tujuan utamanya adalah memberi perlindungan,” ujarnya.