REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dilaporkan telah menyetujui produksi domestik vaksin Sputnik V yang dikembangkan Rusia. Hal itu diharapkan dapat membuat Turki tak bergantung lagi pada pasokan vaksin eksternal.
"Turki melakukan penelitian produksi vaksin dan sebuah perusahaan yang terlibat dalam proses tersebut diberikan izin atas permintaan," kata anggota Dewan Penasihat Ilmiah Virus Corona Turki Emre Kayipmaz, dilaporkan surat kabar Yeni Safak pada Senin (19/4).
Nantinya vaksin Sputnik V akan dihargai sama seperti Sinovac, yakni sekitar 10 dolar AS. “Meski harga serupa, produksi dalam negeri akan menghilangkan ketergantungan eksternal,” ujarnya.
Pada 23 Januari lalu, Russian Direct Investment Fund (RDIF) mengatakan pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan farmasi Turki terkemuka tentang produksi vaksin Sputnik V di negara tersebut. RDIF pun menyebut proses transfer teknologi telah dimulai.
Pada 25 Januari, Ketua Dewan Turki VisCoran Ilac Sanayii A. S. Ozturk Oran mengatakan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Demiroren bahwa perusahaan siap untuk memproduksi jutaan dosis vaksin Rusia setelah proses transfer teknologi selesai. Sejauh ini vaksin Sputnik V telah disetujui di sekitar 60 negara.
Lebih dari 30 negara telah meluncurkan kampanye vaksinasi Sputnik V. Menurut jurnal medis Lancet efektivitas vaksin Sputnik V mencapai 91,6 persen.