Selasa 20 Apr 2021 04:05 WIB

Etika Mengharapkan Sesuatu Menurut Syekh Atha'illah

Harapan sesungguhnya adalah yang disertai amal perbuatan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Etika Mengharapkan Sesuatu Menurut Syekh Atha'illah
Foto: Abdan Syakura/Republika
Etika Mengharapkan Sesuatu Menurut Syekh Atha'illah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap manusia memiliki harapan, tentu umat Islam diajarkan agar memiliki harapan yang baik. Umat Islam juga sekaligus diperintahkan berdoa dan ikhtiar (berusaha) menggapai harapannya tersebut.

Syekh Ibnu Atha'illah dalam Kitab Al-Hikam menjelaskan harapan itu harus disertai dengan amal perbuatan (doa dan ikhtiar). Kalau hanya sekadar harapan itu hanya angan-angan belaka.

Baca Juga

"Harapan sesungguhnya adalah yang disertai amal perbuatan. Kalau tidak disertai amal perbuatan, maka itu hanya angan-angan (lamunan) belaka," (Syekh Atha'illah, Al-Hikam).

Terjemah Al-Hikam karya Ustaz Bahreisy menjelaskan maksud Syekh Atha'illah dengan mengutip sabda Nabi Muhammad SAW dan Al Hasan radhiyallahu anhu serta Imam Ma'ruf Alkarkhi.

Rasulullah SAW bersabda, seorang yang sempurna akalnya adalah yang mengoreksi dirinya dan bersiap menghadapi maut. Sedangkan orang bodoh adalah yang selalu menuruti hawa nafsunya dan mengharapkan berbagai macam harapan.

Ma'ruf Alkarkhi mengatakan, mengharap surga tanpa amal perbuatan itu dosa. Mengharap syafaat tanpa sebab berarti tertipu. Mengharap rahmat dari Allah tapi tidak kamu taati perintah Allah, berarti kamu bodoh.

Al-Hasan mengatakan, sesungguhnya ada beberapa orang yang tertipu oleh angan-angan ingin pengampunan. Sehingga mereka keluar dari dunia (mati), sedangkan belum ada bagi mereka suatu kebaikan apapun. Mereka berkata, "Kami berbaik sangka terhadap Allah."

Al Hasan mengatakan, padahal mereka berdusata dalam pengakuan itu. Jika mereka benar berbaik sangka kepada Allah, tentu mereka akan melakukan perbuatan yang baik. Kemudian Al Hasan membaca Surah Fussilat ayat 23.

"Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS Fussilat: 23)

Al Hasan mengatakan, hai hamba Allah, berhati-hatilah kamu dari angan-angan (lamunan) yang palsu. Sebab itu bagai jurang kebinasaan. Kamu akan sembrono atau lalai karenanya. Demi Allah, Allah tidak pernah memberi kebaikan kepada seorang hamba karena angan-angan belaka hamba itu, baik untuk dunia maupun untuk akhirat. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement