REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson membatalkan rencana kunjungannya ke India yang dijadwalkan pekan depan. Hal itu sehubungan dengan tajamnya lonjakan kasus baru Covid-19 di India.
“Mengingat situasi Covid-19, telah diputuskan berdasarkan kesepakatan bersama bahwa Perdana Menteri Inggris tidak akan mengunjungi India pekan depan,” kata Kementerian Luar Negeri India dalam sebuah pernyataan pada Senin (19/4), dikutip laman Oneindia.
Sebagai pengganti kunjungan, pemerintah India dan Inggris akan mengadakan pertemuan virtual dalam beberapa hari mendatang. Pada kesempatan itu kedua belah pihak bakal meluncurkan rencana mengubah hubungan bilateral.
Ini merupakan kedua kalinya rencana kunjungan Boris Johnson ke India dibatalkan. Pada Januari lalu, Johnson pun dijadwalkan mengunjungi negara tersebut. Dia diundang sebagai tamu utama pada parade Hari Republik yang diperingati setiap tahun. Namun lawatan itu dibatalkan karena penyebab yang sama, yakni lonjakan kasus baru Covid-19.
India melaporkan 273.810 kasus baru Covid-19 pada Senin. Itu merupakan kenaikan harian tertinggi sejak negara tersebut mulai menghadapi pandemi. India juga mencatatkan 1.619 kematian selama 24 jam terakhir.
Pemerintah New Delhi telah memutuskan menerapkan karantina wilayah (lockdown). Keputusan itu diambil saat fasilitas kesehatan di sana mulai kewalahan menghadapi lonjakan pasien baru Covid-19.
Ketua Menteri New Delhi Arvind Kejriwal mengatakan, wilayahnya mengalami kekurangan stok oksigen dan sejumlah obat. "Saya tidak mengatakan bahwa sistemnya telah runtuh, tetapi sudah mencapai batasnya,” kata dia, seraya menambahkan bahwa tindakan keras diperlukan untuk mencegah ambruknya sistem kesehatan.