REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan dikenal terbagi menjadi tiga bagian, yakni 10 hari pertama dikenal sebagai fase rahmat atau kasih sayang. Lalu, 10 hari selanjutnya fase ampunan dan terakhir, fase pembebasan dari api neraka.
Sebenarnya setiap Muslim sadar bahwa Ramadhan adalah bulan penuh kasih Allah SWT, tapi apa arti sebenarnya dari rahmat atau kasih sayang bagi umat Islam?
Dilansir di About Islam, Selasa (13/4) salah satu nama Allah SWT adalah Ar-Rahman atau Yang Maha Penyayang, dan Muslim sering menggunakan nama ini di hampir semua hal yang mereka lakukan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kasih sayang Allah sering ditunjukkan kepada hamba-nya.
Dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman: Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman, "Wahai anak Adam, selama engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni semua dosamu yang telah kamu lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosamu setinggi langit kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku ampuni. Wahai anak Adam, jika engkau datang kepadaku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku sedikit pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmizi).
Melalui hadits ini, Allah SWT mengingatkan Dia adalah Ar-Rahman, Yang Maha Pengasih kepada setiap hamba-Nya apa pun dosanya. Sehingga banyak ulama berpendapat cara terbaik bagi Muslim untuk beribadah selama 10 hari pertama untuk mendapat kasih sayang Allah adalah dengan memperbanyak doa dan zikir kepada-Nya.
Adapun doa dalam Alquran yang bisa diamalkan adalah sebagai berikut:
رَّبِّ ٱغْفِرْ وَٱرْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ
Arab-Latin: Rabbigfir war-ḥam wa anta khairur-rāḥimīn
Artinya: “Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik". (QS. Al-Mu’minun)
فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
Arab-Latin: Fazkurụni azkurkum wasykuru li wa la takfurun
Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Albaqarah: 152).
Terbukanya pintu Rahmat Allah SWT pada 10 hari pertama ini adalah pengingat terbaik untuk terus meminta kepada-Nya, untuk terus memohon berkah dari Tuhan, untuk terus bersujud dan memohon kepada Allah untuk Rahmat-Nya. Tidak peduli seberapa rendah, tidak peduli seberapa lelah, tidak peduli betapa Muslim diliputi kesulitan. Hal ini karena orang beriman tidak boleh menyerah pada belas kasih Allah SWT.
Puasa sebagai salah satu rukun Islam, namun juga merupakan bukti belas kasih Allah. Melalui puasa, umat Islam mengalami detoksifikasi yang sehat dari makanan yang tidak bermanfaat bagi mereka.
Mereka menjadi bersemangat kembali secara spiritual dan menjadi lebih sadar untuk meninggalkan gangguan yang tidak menguntungkan mereka.
Muslim akan lebih menghargai sesuatu yang sedikit yang mereka miliki dan memikirkan orang-orang yang miskin. Banyak keluarga dengan anak-anak di negara-negara yang dilanda perang, Muslim dan non-Muslim yang hidup tanpa makanan setiap hari.
Allah SWT juga menyebut ibadah puasa sebagai ibadah yang akan diberikan ganjaran langsung dari-Nya. Hal ini menunjukkan, puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang harus dimaksimalkan oleh manusia, untuk meraih tiga keutamaan yang ada di bulan suci ini.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari dan Muslim).