Selasa 20 Apr 2021 10:04 WIB

Kasus Aktif Covid-19 di DKI Jakarta yang Meningkat Lagi

Kasus aktif di DKI Jakarta disebut Dinkes masih dalam kondisi terkendali.

Petugas melakukan dekontaminasi dan sterilisasi pada armada bus sekolah di Pool Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) DKI Jakarta, Senin (19/4). Armada bus yang saat ini  digunakan sebagai angkutan pelajar, tenaga kesehatan, vaksinasi lansia dan pasien Covid-19 tersebut disterilisasi dengan disemprot desinfektan dan penguapan. Sterilisasi bus dilakukan secara rutin sebelum dan setelah digunakan guna mencegah dari risiko penularan Covid-19. Pemprov DKI Jakarta mencatat terdapat kenaikan kasus aktif Covid-19 yang fluktuatif.
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas melakukan dekontaminasi dan sterilisasi pada armada bus sekolah di Pool Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) DKI Jakarta, Senin (19/4). Armada bus yang saat ini digunakan sebagai angkutan pelajar, tenaga kesehatan, vaksinasi lansia dan pasien Covid-19 tersebut disterilisasi dengan disemprot desinfektan dan penguapan. Sterilisasi bus dilakukan secara rutin sebelum dan setelah digunakan guna mencegah dari risiko penularan Covid-19. Pemprov DKI Jakarta mencatat terdapat kenaikan kasus aktif Covid-19 yang fluktuatif.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang, Sapto Andika Candra

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat dalam dua minggu terakhir terdapat peningkatan kasus aktif Covid-19 yang fluktuatif. Saat ini, kasus aktif di Ibu Kota mencapai 6.924 kasus.

Baca Juga

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti, menjelaskan, angka itu meningkat dibandingkan dua pekan sebelumnya, yakni 5 April 2021 dengan jumlah 6.075 kasus aktif. Dia pun mengimbau masyarakat untuk mengihindari kerumunan dan mobilisasi agar dapat mencegah terjadinya penularan virus corona.

"Ini mulai meningkat lagi. Saya ingatkan warga DKI bahwa 3M, termasuk menghindari kerumunan dan menghindari mobilisasi, sangat penting. Karena, pengalaman kita tahun lalu dan akhir minggu ini menunjukkan aktivitas penduduk sudah meningkat dan angka sudah bergerak naik," ujar Widyastuti dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/4).

Widyastuti menyebut, banyak faktor yang memengaruhi peningkatan kasus aktif harian di Jakarta. Salah satunya, Widyastuti menilai, banyak masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar kota selama libur panjang akhir pekan atau long weekend.

Dia menuturkan, berdasarkan pengalaman tahun lalu, usai libur panjang akhir pekan selalu diiringi dengan peningkatan kasus aktif Covid-19. Sebab, banyak masyarakat yang beraktivitas di luar rumah, bahkan bepergian ke luar kota.

"Begitu juga di tahun ini. Bahwa sekitar 20 Maret, warga DKI yang keluar rumah itu banyak, dan kami sudah mulai khawatir nih. Ini mulai meningkat lagi (kasus aktif Covid-19) nih," ungkap dia.

Meski demikian, menurut Widyastuti, kenaikan kasus aktif ini masih terkendali. Ia menjelaskan, hal itu terlihat dari ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU di Jakarta masih mencukupi karena persentasenya menunjukkan penurunan.

Dia mengungkapkan, per tanggal 5 April, jumlah kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.513 unit dan terisi 3.311 atau 44 persen. Sementara, pada 18 April, jumlah tempat tidur 7.087 dan terisi 2.691 atau terisi 38 persen.

“Untuk ketersediaan ICU turun meskipun sedikit, per tanggal 5 April, jumlah ICU kita 1.136 dan terisi 548, yakni 48 persen. Sedangkan, tanggal 18 April, kapasitas ICU kita 1.056, terisi 500 pasien atau 47 persen yang artinya ada penurunan sebesar 1 persen terhadap kapasitas ICU," kata Widyastuti.

Selain itu, dia menambahkan, pengendalian pandemi di Ibu Kota juga dibarengi dengan vaksinasi Covid-19 yang konsiten dikerjakan. Adapun jumlah sasaran vaksinasi tahap 1 dan 2 yang meliputi tenaga kesehatan (nakes), lansia, dan pelayan publik sebanyak 3.000.689 orang.

Saat ini, total vaksinasi dosis 1 sebanyak 1.641.932 orang atau mencapai 54,7 persen. Kemudian, total vaksinasi dosis 2, kini mencapai 849.048 orang atau sebesar 28,3 persen.

Berdasarkan data nasional, kemarin dilaporkan ada penambahan 4.952 kasus konfirmasi Covid-19 baru. 'Rendahnya' penambahan kasus kali ini dibarengi dengan anjloknya kapasitas testing spesimen Covid-19. Pola penurunan kapasitas testing setiap akhir pekan dan hari libur nasional merupakan PR pemerintah yang belum terselesaikan sampai kini.

Rendahnya kapasitas juga membuat positivity rate harian meningkat dalam dua hari terakhir. Pada Senin (19/4) dilaporkan positivity rate nasional sebesar 13,28 persen (PCR+antigen). Sementara, positivity rate khusus untuk tes PCR tembus 22,93 persen.

Dari penambahan kasus kemarin, Jawa Barat kembali menyalip DKI Jakarta sebagai provinsi penyumbang kasus harian terbanyak. Jabar mencatatkan 1.421 kasus baru, sementara DKI Jakarta melaporkan 973 kasus baru. Menyusul kemudian ada Jawa Tengah dengan 678 kasus, Jawa Timur dengan 253 kasus, dan Riau dengan 227 kasus.

Jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh juga terus bertambah. Tercatat ada 6.349 pasien sembuh dalam satu hari kemarin. Dengan demikian, total ada 1.461.414 pasien yang sembuh dari Covid-19 di Indonesia.

Sayangnya, angka kematian masih terus naik. Tercatat ada 143 kematian dalam kurun waktu Ahad-Senin kemarin. Dengan begitu, total ada 43.567 pasien yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement