REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani meminta para mantan jenderal tidak terlibat dalam politik. Dia mendesak para mantan jenderal agar tidak mencalonkan diri dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 18 Juni.
"Tugas angkatan bersenjata kita tidak hanya bersifat militer tetapi juga tidak terlibat dalam politik," kata Rouhani, dilansir Middle East Monitor, Selasa (20/4).
Rouhani mengatakan, misi tentara adalah melindungi kedaulatan bangsa dan pemerintahan yang dipilih oleh rakyat.
Beberapa mantan pejabat militer mengumumkan niat mereka untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran dalam gerakan reformis bahwa negara tersebut mungkin akan dipimpin oleh pemerintahan militer di masa depan.
Secara konstitusional mantan perwira militer boleh mencalonkan diri dalam pemilihan umum. Namun personil militer yang masih aktif dilarang terlibat dalam kegiatan politik. Setelah menjabat selama dua periode, Rouhani tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai presiden untuk periode ketiga.
Para reformis telah menyebut dua nama sebagai kandidat potensial yaitt mantan Presiden Mohammad Khatami dan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif.
Namun, Khatami dilarang mencalonkan diri karena dia masuk daftar hitam setelah secara terbuka mengkritik pemilu 2009. Sementara Zarif tidak menunjukkan minat untuk berpartisipasi dalam pemilu.