REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China, Xi Jinping, mengatakan sistem pemerintahan global harus dibuat lebih bijaksana dan adil, Selasa (20/4). Aturan yang ditetapkan oleh satu negara atau beberapa negara tidak dapat diterapkan pada negara lain.
"Dunia menginginkan keadilan, bukan hegemoni," kata Xi dalam pidato utamanya di Forum Boao tahunan untuk Asia.
Xi menyatakan, membangun penghalang dan mendorong pemisahan akan merugikan orang lain serta tidak menguntungkan siapa pun. China telah lama menginginkan reformasi dalam pemerintahan global dengan perspektif dan nilai dari banyak negara tercermin, termasuk negaranya sendiri.
"Sebuah negara besar harus terlihat seperti negara besar dengan menunjukkan bahwa dia memikul lebih banyak tanggung jawab," kata Xi tanpa menyebut nama negara mana pun.
Beijing telah berulang kali bentrok dengan pemangku kepentingan terbesar dalam pemerintahan dunia, khususnya Amerika Serikat (AS). Kedua negara saling berselisih dalam berbagai masalah mulai dari hak asasi manusia hingga pengaruh ekonomi Cina atas negara lain.
Pada 16 April, Presiden AS Joe Biden mengadakan pertemuan tatap muka pertama di Gedung Putih sejak menjabat dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga. Dalam pertemuan itu pembahasan Cina sebagai agenda utama.
Dalam pernyataan bersama, kedua pemimpin mengatakan mereka berbagi keprihatinan serius tentang situasi hak asasi manusia di Hong Kong dan wilayah Xinjiang Cina. Washington mengatakan, Beijing melakukan genosida terhadap Muslim Uighur.