Selasa 20 Apr 2021 14:30 WIB

KSAD: Prajurit Kabur Bawa Dua Magazine Isi 70 Amunisi

Prajurit itu membelot ke kelompok kriminal separatis bersenjata di Papua.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan).
Foto: NOVA WAHYUDI/ANTARA
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan, prajuritnya yang membelot ke kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) kabur tidak dengan tangan kosong. Prajurit yang menjadi prajurit sejak 2015 lalu itu membawa dua magazine dengan isi 70 butir amunisi kaliber 5,56 milimeter.

"Senjata ditinggal semua, perlengkapan ditinggal, kecuali ada satu yang di bawa. Yang dibawa ada dua magazine. Magazine itu rumahnya peluru. Rumahnya peluru yang dimasukkan ke dalam senjata," ungkap Andika di Markas Pomdam Jaya, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (20/4).

Baca Juga

Andika mengatakan, di dalam dua magazine yang dibawa kabur itu terdapat 70 butir munisi kaliber 5,56 milimeter. Dia menjelaskan, yang bersangkutan diketahui kabur dari posnya oleh kawan-kawan dan atasannya pada 12 Februari lalu. Sejak saat itu penanganan kasus tersebut dilakukan.

"Sampai sekarang proses masih terus kita tangani. Beberapa pasal sudah kita kenakan, termasuk THTI atau tidak hadir tanpa izin yang setelah 30 hari kita sudah bisa memecat yang bersangkutan," kata dia.

Meski begitu, dia menyatakan, pencarian kepada yang bersangkutan terus dilakukan secara fisik maupun elektronik. Berdasarkan informasi sementara yang dia dapatkan, prajurit tersebut masih berada di wilayah Papua dan sekitarnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menyatakan, ada seorang prajurit TNI yang bergabung dengan TPNPB-OPM. Pihak TNI sendiri telah menyatakan tengah melakukan pencarian terhadap yang bersangkutan.

"Lucky Matuan adalah mantan anggota TNI yang bergabung dengan TPNPB. Dia bertugas di Pos Bulapa dan dia juga kembali serang di Pos TNI Bulapa," ujar Sebby saat dikonfirmasi, Jumat (16/4).

Sebby mengatakan, Lucky bergabung ke TPNPB-OPM pada Februari 2021 lalu dan langsung menjadi komandan lapangan. Menurut dia, Lucky bergabung dengan pihaknya karena kerap melihat anggota TNI yang suka menembaki masyarakat, termasuk pendeta, di Papua. "Dia lihat anggota TNI suka tembak masyarakat sipil, termasuk pendeta," kata Sebby.

Menurut Sebby, Lucky pernah menyampaikan Kabupaten Intan Jaya adalah lapangan perang antara TPNPB dan TNI-Polri. Terkait serangan di Pos TNI Bulapa, Sebby mengatakan, dalam serangan itu pihaknya menembak tiga anggota TNI di pos. "Dan, pasukan kami tidak ada yang jadi korban. Kami semua aman dan kembali ke tempat kami," ujar Sebby.

Sebby juga mengatakan, pihaknya meminta TNI-Polri untuk tidak menggunakan tenaga masyarak sipil untuk memata-matai TPNPB-OPM dengan alasan apa pun. Menurut Sebby, pendeta di gereja, guru di sekolah, mantra maupun dokter, tukang bangunakan, ojek, penjual pakaian, dan lainnya digunakan untuk memata-matai.

"Itu cara yang negara ini pakai untuk intelijen dan kami sudah tahu cara-cara itu, maka kami tidak segan-segan tembak mati," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement