Selasa 20 Apr 2021 14:44 WIB

Gelombang Kecaman Terus Menyerang Liga Super Eropa

Liga Super Eropa menimbulkan kekhawatiran yang bisa merusak Liga Inggris.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Para pemain Leeds United mengenakan kaus protes anti Liga Super Eropa saat melakukan pemanasan jelang pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Leeds United melawan Liverpool di stadion Elland Road di Leeds, Inggris, Selasa (20/4) dini hari WIB.
Foto: Clive Brunskill / Pool via AP
Para pemain Leeds United mengenakan kaus protes anti Liga Super Eropa saat melakukan pemanasan jelang pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Leeds United melawan Liverpool di stadion Elland Road di Leeds, Inggris, Selasa (20/4) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sepak bola Eropa tengah kacau. Penyebanya adalah deklarasi kompetisi baru tanpa degradasi dan promosi yaitu Liga Super Eropa oleh 12 klub top Eropa yaitu Real Madrid, Atletico Madrid, Barcelona, Juventus, AC Milan, Inter Milan, Manchester United, Manchester City, Chelsea, Liverpool, Arsenal dan Tottenham Hotspur. Kompetisi yang secara terang-terangan demi uang ini pun mengancam keberadaan Liga Champions yang sudah berjalan.

Mantan pemain, klub, dan juga UEFA serta FIFA menentang Liga Super Eropa tersebut. Keberadaan kompetisi tersebut dinilai dapat merusak tatanan kompetisi sepakbola yang ada di benua biru.

Mantan pemain MU Gary Neville dan legenda Liverpool Jamie Carragher mengecam terbentuknya Liga Super Eropa. Mereka kompak menolak rencana itu ketika memandu pra pertandingan antara Leed United Vs Liverpool.

“Mereka ingin mengubah sistem, mereka ingin mengejar struktur piramida-degradasi dan promosi. Jadi mereka memiliki kepastian dan mengandalkan pendapatan mereka dari tahun ke tahun,” kata Neville kepada Sky Sports, Selasa (20/4).

Aston Villa dan tim Liga Inggris yang tak tergabung di Liga Super Eropa akan bertemu untuk menanggapi hal tersebut pada Selasa pagi. Kapten Villa, Jack Grealish beraksi dengan meretweet pesan dari mantan bintang Arsenal Mesut Oezil yang juga mengecam.

“Anak-anak tumbuh dengan impian untuk memenangkan Piala Dunia dan Liga Champions-bukan Liga Super. Kenikmatan pertandingan besar adalah hanya terjadi sekali atau dua kali setahun, tidak setiap pekan. Sangat sulit untuk dipahami oleh semua penggemar sepakbola di luar sana,” demikian bunyi tweet Oezil yang diretweet Grealish.

Oezil juga memasukkan emoji sepak bola dan patah hati dalam cuitannya. Kepala Eksekutif Aston Villa, Christian Purslow juga menentang rencana Liga Super Eropa.

Begitu pun dengan mantan pemain Villa, Paul McGrath yang mengecam rencana tersebut. Liga Super Eropa menimbulkan kekhawatiran yang bisa merusak Liga Inggris. Maka dari itu Villa dan 13 klub lainnya tanpa tim enam besar akan membahas masalah tersebut. Ia dengan jujur menyebut mereka yang tergabung di Liga Super Eropa ingin merusak sepak bola.

Villa akan menghadapi Manchester City di Liga Inggris, Kamis (22/4) dini hari WIB. Ini yang pertama sejak dunia sepak bola diguncang oleh dekralasi kompetisi baru Liga Super Eropa oleh klub-klub top Eropa.

Presiden UEFA Alexander Ceferin mungkin orang yang paling marah atas terbentuknya Liga Super Eropa. Sebab, kompetisi itu seperti mengibiri dirinya dan badan resmi yang ia pimpin. Maka wajar jika dia berang dan mengancam memberikan sanksi keras kepada klub dan para pemain.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement