Selasa 20 Apr 2021 15:49 WIB

Cegah Kebakaran, Pemprov DKI Bentuk Relawan Tingkat RT

Para relawan merupakan masyarakat di tingkat RT yang peduli terhadap lingkungannya

Rep: Flori Sidebang/ Red: Hiru Muhammad
Petugas melintas di lokasi pasca kebakaran di Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (9/4). Sebanyak 136 lapak dan 40 kios pedagang terbakar yang diduga akibat korsleting listrik dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Selanjutnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menata ulang pasar tersebut. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas melintas di lokasi pasca kebakaran di Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (9/4). Sebanyak 136 lapak dan 40 kios pedagang terbakar yang diduga akibat korsleting listrik dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Selanjutnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menata ulang pasar tersebut. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, saat ini akan membentuk relawan pemadam kebakaran (redkar) sebagai salah satu upaya pencegahan kebakaran di Ibu Kota. Dia menyebut, hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negri (Mendagri) Nomor 364 Tahun 2020 tentang Pembentukan Relawan Kebakaran.

"Diperkuat lagi dengan Kepmendagri Tahun 2020 kemarin, dengan adanya relawan kebakaran, berarti ada penambahan dan penguatan pembentukan relawan kebakaran di daerah daerah yang rawan kebakaran," kata Satriadi, Selasa (20/4).

Dia menjelaskan, para relawan itu merupakan masyarakat di tingkat RT yang peduli terhadap lingkungannya. Mereka pun akan diberikan edukasi dan pelatihan terkait pemadaman api ringan. 

Namun, sambung Satriadi, pihaknya kini sedang melakukan pemetaan (mapping) terhadap daerah rawan terjadi kebakaran di wilayah Ibu Kota. Pemetaan itu dilakukan dengan menggandeng akademisi dari Universitas Indonesia (UI). Menurutnya, pemetaan itu ditargetkan rampung dalam satu bulan. 

"InsyaAllah, satu bulan ini kita sudah bisa menentukan wilayah mana yang rawan kebakaran secara akademisi, ilmiah," ujarnya. 

"Nanti mungkin setelah Lebaran atau mudah-mudahan setelah mapping itu ketemu baru kita bisa tahu mana yang harus kita prioritaskan dulu bentuk relawan kebakaran di tingkat RT," tambah dia. 

Satriadi menuturkan, para relawan tersebut diharapkan dapat melakukan pemadaman api dini atau saat api masih kecil. Sehingga api tidak membesar dan menjalar ke bangunan lainnya. 

Pada saat api kecil itu lah yang dibutuhkan adalah pemberdayaan masyarakat. Bagaimana masyarakat itu bisa berdaya, baik secara pelatihannya, maupun sarana prasarananya. Jadi masyarakat yang kita edukasi, kita latih bagaimana melakukan pemadaman dini," jelasnya. 

Sementara itu, Satriadi mengaku, saat ini di tingkat RW pun telah terbentuk Sistem Keselamatan Kebakaran (SKKL) untuk membantu penanganan insiden kebakaran. Satgas itu pun dilengkapi dengan alat pemadam api ringan dan hydrant mandiri. 

"Memang belum secara masif, secara keseluruhan kita berikan. Tapi nanti berdasarkan hasil mapping ini mudah-mudahan nanti kita akan tambahkan lagi sarana prasarana dan sebagainya, tutur dia. 

Adapun saat ini baru terbentuk 291 SKKL yang tersebar di seluruh RW di wilayah Jakarta. Satriadi merinci, sebanyak 34 SKKL di Jakarta Utara, 36 di Jakarta Barat, dan 159 di Jakarta Timur. 

Lalu, di Jakarta Selatan terdapat 21 SKKL, dan Jakarta Pusat sebanyak 41. Sedangkan di Kepulauan Seribu tidak terdapat SKKL lantaran tidak dinilai sebagai daerah rawan bencana. 

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, pihaknya membentuk satuan tugas (Satgas) antikebakaran untuk melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran akibat arus pendek listrik dan kompor gas di permukiman padat penduduk. Sebab, menurut Anies, dua hal tersebut menjadi penyebab utama kebakaran di Ibu Kota.

“Kita melakukan kampanye, ada satgasnya, ada gugus tugasnya di tiap kampung untuk mencegah kebakaran karena listrik dan kompor gas. Karena dua itu penyebab utama (kebakaran) di Jakarta,” kata Anies usai meninjau lokasi kebakaran di Jalan Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3).

Seperti diketahui, peristiwa kebakaran terjadi di beberapa lokasi Ibu Kota dalam waktu yang cukup berdekatan. Di antaranya adalah kebakaran yang terjadi pada rumah petak di Jalan Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3) dini hari. Selain menghanguskan lima rumah petak, peristiwa tersebut juga mengakibatkan 10 orang meninggal dunia lantaran diduga tidak sempat menyelamatkan diri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement