REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Reaksi terus berdatangan mengomentari wacana penyelenggaraan Liga Super Eropa (ESL). Kali ini Ketua Federasi Sepak Bola Denmark, Jesper Moller, angkat bicara.
Selain bertugas di negaranya, tokoh 57 tahun itu juga anggota komite eksekutif Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA). Ia mengaku ada pertemuan luar biasa di kalangan petinggi UEFA.
Jelas Moller sejalan dengan sikap Presiden UEFA, Aleksander Ceferin. Intinya, para pemain yang mengikuti ESL bakal mendapat sanksi tegas.
Para jugador tersebut dilarang membela tim nasional masing-masing di turnamen berbendera UEFA. Moller berharap sanksi tegas, juga berlaku di kompetisi antarklub Eropa di depan mata.
Kebetulan Liga Champions dan Liga Europa sudah memasuki tahapan semifinal. Sebanyak 12 tim yang menjadi member ESL, beberapa di antaranya bakal tampil di fase empat besar tersebut.
"Saya berharap 12 klub itu dikeluarkan. Kami berutang kepada penggemar dan semua yang mencintai sepak bola. Kemudian kami melihat bagaimana nasib Liga Champions musim ini akan berakhir," kata Moller dikutip dari Sportsmole, Selasa (20/4).
Hanya Paris Saint Germain, dalam posisi aman. Tiga semifinalis Liga Champions lainnya, termasuk bagian dari Liga Super Eropa.
Klub-klub tersebut adalah Real Madrid, Chelsea, dan Manchester City. Apakah PSG langsung dinyatakan sebagai juara? Belum ada keputusan resmi mengenai polemik ini, dalam kaitan dengan kompetisi terelite Benua Biru musim 2020/2021.