Ornamen khas Mandarin di area Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4). Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi, Arab dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Jamaah melaksanakan shalat di Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4). Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi, Arab dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Jamaah melaksanakan shalat di Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4). Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi, Arab dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Jamaah melaksanakan shalat di Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4). Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi, Arab dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Ornamen khas mandarin di area Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4). Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi, Arab dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Jamaah melaksanakan shalat di Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4). Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi, Arab dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Jamaah melaksanakan shalat di Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4). Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi, Arab dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Ornamen khas mandarin di area Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4). Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi, Arab dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pengunjung beraktivitas di Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4). Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi, Arab dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pengunjung beraktivitas di Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4). Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi, Arab dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pengunjung beraktivitas di Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4). Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi, Arab dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pengunjung beraktivitas di Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4). Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi, Arab dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ornamen khas Mandarin di area Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta, Selasa (20/4).
Masjid tersebut dibangun oleh Muhammad Jusuf Hamka yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa. Bangunan bernuansa oriental tersebut merupakan hasil akulturasi dari tiga budaya yakni Tionghoa, Arab, dan Betawi. Hal ini terlihat dari ukiran dan ornamen yang bergaya mandarin ditambah dengan perpaduan warna merah, kuning dan hijau yang membuatnya sekilas tampak seperti kuil atau klenteng. Masjid tersebut menjadi alternatif tempat wisata religi di tengah bulan Ramadhan ini.
Advertisement