Selasa 20 Apr 2021 16:51 WIB

PBNU Sindir Kamus Sejarah Indonesia Kemendikbud

Kamus Sejarah Indonesia Kemendikbud tak mencantumkan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
PBNU Sindir Kamus Sejarah Indonesia Kemendikbud
Foto: tangkapan layar wikipedia
PBNU Sindir Kamus Sejarah Indonesia Kemendikbud

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Andi Najmi Fuaidi menyinggung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang tak mencantumkan pendiri NU Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I. Ia bahkan menduga tindakan itu ada kemungkinan dilakukan secara sengaja.

Andi mengutarakan keberatannya atas lenyapnya peran NU dan KH Hasyim Asy'ari dalam kamus sejarah yang diolah Dirjen Kebudayaan Kemendikbud. "Saya sangat kecewa dengan produk kamus sejarah Kemendikbud itu," kata Andi kepada Republika.co.id, Selasa (20/4).

Baca Juga

Andi merasa heran mengapa lembaga setingkat Kemendikbud tidak paham peran KH Hasyim Asy'ari bagi bangsa sehingga tak dicantumkan dalam kamus sejarah. Ia pun menuding tim penulis kamus tersebut tak kompeten karena gagal merumuskan sejarah perjuangan Indonesia.

"Tim penulis tidak memiliki sumber referensi yang lengkap," ujar Andi.

Andi juga berspekulasi tindakan penghapusan peran KH Hasyim Asy'ari dari sejarah Indonesia bisa saja dilakukan dengan sengaja. "Kemungkinan lain adanya unsur kesengajaan yang sistematis menghilangkan fakta keterlibatan NU dalam sejarah bangsa ini," kata Andi.

Kemendikbud berdalih memang belum meluncurkan kamus itu secara resmi. Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menjelaskan buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi. Ia menyebut dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (soft copy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. 

"Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat," kata Hilmar dalam siaran pers dalam laman resmi Kemendikbud, Selasa (20/4). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement