REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Flori Sidebang, Mimi Kartika, Inas Widyanuratikah
Ada yang perlu diwaspadai dari grafik penambahan kasus Covid-19 harian yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19. Penambahan jumlah kasus harian Covid-19 cenderung menanjak sejak awal April, terlihat dari kenaikan rata-rata kasus harian per pekannya.
Tercatat angka rata-rata penambahan kasus harian periode 12-18 April sebanyak 5.336 kasus setiap harinya. Angka ini lebih tinggi dibanding rata-rata kasus sepanjang pekan sebelumnya yakni 4.677 kasus setiap hari.
Pada Selasa (20/4) ini misalnya, satgas melaporkan ada 5.549 kasus baru Covid-19. Dengan 48.107 orang yang diperiksa, maka didapat angka positivity rate 11,53 persen.
Sayangnya, jumlah orang yang diperiksa tersebut merupakan campuran dari pemeriksaan dengan PCR dan rapid test antigen. Bila dihitung tes PCR saja, maka angka positivity rate hari ini tembus 21,83 persen.
Terdapat 6.728 pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 sepanjang hari ini. Sehingga jumlah keseluruhan pasien sembuh mencapai 1.468.142 orang.
Sayangnya angka kematian juga terus bertambah. Dilaporkan ada 210 pasien yang meninggal akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Sehingga total keseluruhan pasien yang meninggal dengan status positif Covid-19 mencapai 43.777 orang.
Tren kenaikan kasus Covid-19 juga tercatat di DKI Jakarta. Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, dalam dua pekan terakhir terdapat peningkatan kasus aktif Covid-19, meski fluktuatif.
Saat ini, kasus aktif di Ibu Kota mencapai 6.924 kasus. Menurut Kepala Dinkes DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, angka itu meningkat dibandingkan dua pekan sebelumnya, yakni 5 April 2021 dengan jumlah 6.075 kasus aktif.
"Ini mulai meningkat lagi. Saya ingatkan warga DKI bahwa 3M termasuk menghindari kerumunan dan menghindari mobilisasi sangat penting. Karena, pengalaman kita tahun lalu dan akhir minggu ini, menunjukkan aktivitas penduduk sudah meningkat dan angka sudah bergerak naik," ujar Widyastuti.
Sebelumnya, Widyastuti menyebut, banyak faktor yang memengaruhi peningkatan kasus aktif harian di Jakarta. Salah satunya, Widyastuti menilai, banyak masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar kota selama libur panjang akhir pekan atau long weekend.
Dia menuturkan, berdasarkan pengalaman tahun lalu, usai libur panjang akhir pekan selalu diiringi dengan peningkatan kasus aktif Covid-19. Sebab, banyak masyarakat yang beraktivitas di luar rumah, bahkan bepergian ke luar kota.
"Begitu juga di tahun ini. Bahwa sekitar 20 Maret, warga DKI yang keluar rumah itu banyak, dan kami sudah mulai khawatir nih. Ini mulai meningkat lagi (kasus aktif Covid-19) nih," ungkap dia.
Meski demikian, menurut Widyastuti, kenaikan kasus aktif ini masih terkendali. Ia menjelaskan, hal itu terlihat dari ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU di Jakarta masih mencukupi karena persentasenya menunjukkan penurunan.
Dia mengungkapkan, per tanggal 5 April, jumlah kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.513 unit dan terisi 3.311 atau 44 persen. Sedangkan, pada tanggal 18 April, jumlah tempat tidur 7.087 dan terisi 2.691 atau terisi 38 persen.
“Untuk ketersediaan ICU turun meskipun sedikit, per tanggal 5 April, jumlah ICU kita 1.136 dan terisi 548, yakni 48 persen. Sedangkan, tanggal 18 April, kapasitas ICU kita 1.056, terisi 500 pasien atau 47 persen yang artinya ada penurunan sebesar 1 persen terhadap kapasitas ICU," papar Widyastuti.