Selasa 20 Apr 2021 19:10 WIB

AS Larang Warganya Bepergian ke 160 Negara

Warga AS diimbau untuk tidak melakukan perjalanan ke lebih dari 160 negara.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Kevin Mohatt/REUTERS
Kevin Mohatt/REUTERS

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan rencana untuk memperluas panduan "Level 4: Jangan Bepergian" ke sekitar 80 persen negara di seluruh dunia, dengan alasan "risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi para pelancong" dari virus corona.

AS sudah memasukkan 34 negara, termasuk Chad, Kosovo, Kenya, Argentina, Rusia, dan Tanzania pada peringatan Level 4. Sekitar 130 lebih negara akan segera ditambahkan.

Sebelumnya warga AS sudah dilarang bepergian ke sebagian besar negara di Eropa. Washington juga melarang masuknya hampir semua warga asing yang belum lama ini berada di sebagian besar Eropa, Cina, Brasil, Iran, dan Afrika Selatan.

"Pandemi COVID-19 terus menimbulkan risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi para pelancong. Mengingat risiko tersebut, Departemen Luar Negeri sangat merekomendasikan warga AS untuk mempertimbangkan kembali semua perjalanan ke luar negeri,'' kata sebuah pernyataan dari departemen tersebut.

AS belum memiliki peringatan perjalanan global sejak Agustus lalu, ketika panduan dicabut oleh pemerintahan Donald Trump.

Amerika

Pihak berwenang di Kolombia mengatakan akan ada perpanjangan aturan seperti pemberlakuan jam malam dan pembatasan toko dan bisnis, karena negara itu sedang berjuang melawan gelombang ketiga COVID-19.

Kota dengan okupansi ICU di atas 85% akan memberlakukan jam malam mulai pukul 6 sore hingga 5 pagi, sementara mereka yang memiliki kapasitas antara 80% dan 85% akan memberlakukan jam malam mulai pukul 8 malam. Di ibu kota, Bogota, total hunian ICU saat ini mencapai 84,2%.

"Kami benar-benar berada di antara hidup dan mati, antara kemungkinan runtuhnya sistem kesehatan dan hunian ICU yang akan mencapai batasnya," kata Claudia Lopez, Wali Kota Bogota.

Eropa

Inggris telah mengumumkan rencana untuk membentuk kelompok ahli internasional baru untuk membantu meningkatkan kesiapsiagaan dunia menghadapi pandemi berikutnya dan mempercepat pengembangan vaksin untuk penyakit di masa depan.

Rencana itu akan diluncurkan di bawah kepresidenan Inggris dari negara-negara kaya Kelompok Tujuh (G7). Kemitraan Kesiapsiagaan Pandemi (PPP) akan melapor ke KTT para pemimpin G7 pada Juni 2021.

"Sebagai Presiden G7, Inggris bertekad untuk bekerja dengan mitra kami membangun kembali persiapan yang lebih baik dan memperkuat kesiapan global untuk pandemi di masa depan," kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock.

Asia

Filipina telah menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 yang dibuat oleh Johnson & Johnson dan Bharat Biotech India. Ini adalah vaksin kelima dan keenam yang mendapat persetujuan di negara itu.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Filipina mengatakan kedua vaksin tersebut dapat diberikan kepada orang-orang yang berusia 18 tahun ke atas. Johnson & Johnson sedang melakukan uji klinis tahap akhir untuk vaksin COVID-19 di Filipina.

ha/hp (AFP, AP Reuters)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement