REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan urgensi dan rencana pemanfaatan sumber-sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia untuk mengurangi emisi.
"Dengan perkembangan saat ini, terkait dengan target-target pengurangan emisi, maka Indonesia perlu mengantisipasinya untuk bisa mendorong pemanfaatan sumber-sumber energi baru terbarukan sebagai bauran energi nasional kita untuk mengurangi emisi," ujar Arifin yang juga Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN) usai sidang paripurna DEN di Istana Negara, Jakarta, Selasa (20/4).
Untuk itu, pemerintah akan merancang rencana pemanfaatan energi baru terbarukan yang mencapai hingga 24 ribu megawatt pada 2025 mendatang. Kemudian pada 2035, pemanfaatan tersebut akan ditingkatkan menjadi 38 ribu megawatt.
Arifin menyampaikan, untuk melakukan program hilirisasi dari produk-produk batu bara, maka sejumlah infrastruktur terkait harus dapat diselesaikan. Utamanya infrastruktur yang berkaitan dengan listrik. Sebab, pemerintah ingin mencapai target 100 persen elektrifikasi sehingga seluruh masyarakat mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pasokan listrik.
"Demikian pula untuk bahan bakar minyak dengan program BBM satu harga, ke depannya kita harapkan bisa dinikmati oleh masyarakat dan bisa membangkitkan ekonomi kerakyatan di daerah-daerah tersebut," tambahnya.
Dalam Sidang Paripurna DEN, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memberi arahan agar DEN dapat melihat momentum dan mengambil kesempatan di tengah pandemi agar dapat maju ke arah ekonomi hijau. Saat ini, kata dia, semua negara maju telah menuju arah ekonomi hijau untuk mengurangi kerusakan lingkungan. "Diharapkan bahwa strategi yang disusun nanti harus berorientasi visioner dan implementasinya harus secara konsisten dilaksanakan," ucapnya.