REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI--Pemerintah Pakistan mendesak Taliban agar tetap terlibat proses perdamaian Afghanistan. Hal itu diutarakan setelah Taliban menyatakan akan menghindari pertemuan puncak intra-Afghanistan hingga semua pasukan asing ditarik dari negara tersebut.
"Mereka mengambil keputusan sendiri tetapi kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk meyakinkan mereka bahwa adalah kepentingan nasional mereka untuk tetap terlibat," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi saat diwawancara Reuters di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Selasa (20/4).
Qureshi pun mengomentari pengumuman Amerika Serikat (AS) yang akan menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan pada 11 September mendatang. Proses itu lebih lambat karena Washington sebelumnya menetapkan tenggat 1 Mei untuk melakukan hal tersebut.
Qureshi mengatakan penundaan penarikan selalu dimungkinkan karena alasan logistik. Namun dia menilai telah berhasil meraih tujuannya untuk mendepak pasukan asing dari Afghanistan. “Pasukan akan keluar dan tanggal telah diberikan serta proses dimulai pada 1 Mei dan berlangsung hingga 11 September sehingga ada kerangka waktu yang pasti,” ucapnya.
Menurutnya, karena sudah ada komitmen perihal penarikan pasukan, Taliban harus menunjukkan sikap yang lebih lentur dan luwes. Qureshi yakin Taliban bakal memperoleh manfaat dengan tetap terlibat dalam pembicaraan damai.
Qureshi khawatir jika pembicaraan damai tetap menemui jalan buntu, aksi kekerasan dapat meningkat. Hal itu dapat menjerumuskan Afghanistan dalam perang saudara dan memicu eksodus warga.
Pakistan diketahui berperan dalam proses perdamaian yang dicapai Taliban dengan AS di Doha, Qatar, pada awal tahun lalu. Dalam kesepakatan itu, Washington menyatakan siap menarik pasukannya dari Afghanistan.