Duta Besar John Sullivan mengatakan bahwa dia akan kembali ke Amerika Serikat pada pekan ini, untuk membahas hubungan AS-Rusia dengan para pejabat pemerintahan Presiden Joe Biden.
"Saya yakin penting bagi saya untuk berbicara langsung dengan kolega baru di pemerintahan Biden di Washington, tentang kondisi hubungan bilateral saat ini antara Amerika Serikat dan Rusia," kata Sullivan dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kedutaan. "Selain itu, saya sudah tidak bertemu keluarga saya selama lebih dari setahun, dan itu adalah alasan penting lainnya bagi saya untuk kembali ke rumah."
"Saya akan kembali ke Moskow dalam beberapa minggu mendatang sebelum pertemuan berlangsung antara Presiden Biden dan Putin," tambahnya.
Kepulangan Sullivan terjadi setelah Rusia pada hari Jumat (16/04) memintanya untuk meninggalkan negara itu, dengan mengatakan "menyarankan" Sullivan untuk mengikuti tindakan serupa seperti yang dilakukan duta besar Rusia untuk Washington pada bulan lalu.
Aksi saling usir diplomat
Pada hari Kamis (15/04), pemerintahan Biden mengumumkan sanksi terhadap Rusia karena ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2020 dan keterlibatan dalam peretasan agen federal SolarWind - tuduhan yang dibantah oleh Moskow.
AS mengusir 10 diplomat Rusia, menargetkan puluhan pejabat dan perusahaan, serta memberlakukan pembatasan baru pada persyaratan untuk meminjam uang.
Rusia mengecam keputusan AS sebagai "tindakan yang benar-benar tidak ramah dan tidak beralasan" dan membalas dengan memerintahkan 10 diplomat AS untuk pergi, memasukkan delapan pejabat AS dan mantan pejabat AS, serta memperketat persyaratan untuk operasi Kedutaan Besar AS.
Saat menjatuhkan sanksi, Biden juga menyerukan untuk meredakan ketegangan dan membuka pintu kerja sama dengan Rusia di bidang-bidang tertentu.
Biden menekankan bahwa dia memberi tahu Putin perihal tidak menjatuhkan sanksi yang lebih keras untuk saat ini dan mengusulkan untuk bertemu pada musim panas. Rusia mengatakan tengah mempertimbangkan tawaran itu.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan bahwa pihaknya "sedang menganalisis situasi" terkait proposal KTT Biden dan belum ada hal spesifik yang dibahas.
"Pertanyaan besarnya adalah langkah apa yang akan diambil AS,” kata Ryabkov dalam sambutan yang disiarkan oleh kantor berita Rusia.
Babak baru permusuhan AS dan Rusia
Sanksi baru AS semakin membatasi kemampuan Rusia untuk meminjam uang dengan melarang lembaga keuangan AS membeli obligasi pemerintah Rusia langsung dari lembaga negara.
Fyodor Lukyanov, seorang ahli kebijakan luar negeri terkemuka yang berbasis di Moskow, mengatakan meskipun Kremlin menyarankan Sullivan untuk berkonsultasi, langkah itu mencerminkan kekecewaan Moskow tentang sanksi baru.
"Jika kontak politik telah dikurangi menjadi nol dan hubungan ekonomi tidak pernah cukup dekat, mengapa begitu banyak orang di kedutaan?" kata Lukyanov dalam sebuah komentar. Dia memperkirakan bahwa hubungan AS dan Rusia akan terus memburuk meskipun Biden menawarkan untuk mengadakan pertemuan puncak.
"Selama Perang Dingin yang lalu, Uni Soviet dan Amerika Serikat setidaknya memiliki rasa saling menghormati dan pengakuan atas legitimasi politik masing-masing, dan itu tidak lagi terjadi," kata Lukyanov.
ha/hp (AP)