Rabu 21 Apr 2021 04:07 WIB

Muslimah Jadi Target Islamofobia di Prancis

Prancis yang pertama melarang cadar.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Muslimah Prancis.
Foto:

Prancis menjadi negara pertama yang melarang cadar pada 2011. Pada 2004, Majelis Nasional di Prancis memperdebatkan pelarangan simbol agama di sekolah. Ini adalah pelanggaran kebebasan terhadap orang yang ingin mengamalkan keyakinannya.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan bahwa dia akan menghapus ekstremisme Islam di Prancis. Pencetakan ulang kartun Charlie Hebdo pada 2020 memicu lebih banyak kontroversi karena penggambaran kartun Nabi Muhammad.

"Kartun itu tidak sopan karena dalam Islam kita tidak memiliki gambar nabi atau Allah (Tuhan) kita," kata dia.

"Kurangnya rasa hormat terhadap Islam jelas terlihat karena kecaman terhadap Muslim di seluruh dunia terus tidak ditanggapi dengan serius. Kartun-kartun ini menyakitkan, karena tidak ada gambar yang bisa menggambarkan seperti apa rupa nabi kita. Gambar dan patung diyakini terkait dengan penyembahan berhala, dan kami tidak percaya ini dalam Islam, kami hanya menyembah Allah," lanjutnya.

Dia mengatakan, larangan semacam ini, dan sentimen Islamofobia merupakan pelanggaran ekspresi agama. Larangan kerudung yang diusulkan untuk anak perempuan di bawah usia 18 tahun hanya melanjutkan tren ini.

"RUU ini belum diberlakukan karena Majelis Nasional masih harus memberikan suara, perempuan di seluruh dunia mengutarakan pendapat mereka tentang kerudung dan larangan ini," ucap Cicek.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement