Rabu 21 Apr 2021 04:07 WIB

Muslimah Jadi Target Islamofobia di Prancis

Prancis yang pertama melarang cadar.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Muslimah Prancis.
Foto:

Seorang Jurnalis, reporter TV, Tasnim Nazeer menulis sebuah artikel yang berjudul "As a Muslim teen my hijab was an expression of my spirituality, France's ban is Islamophobia in action". Ini mengenai mengapa dia memakai jilbab, dan menguraikan masalah dengan larangan tersebut.

"Wanita Muslim harus bisa membuat pilihan sendiri tentang apakah mereka ingin memakai hijab atau tidak. Saya pribadi memutuskan untuk memakai jilbab ketika saya berusia 19 tahun setelah semakin dekat secara spiritual dengan iman saya. Saya melihatnya sebagai suatu kehormatan dan simbol pengabdian saya kepada Tuhan," kata Nazeer.

Cicek mengungkapkan, rencana undang-undang yang menindas ini merupakan upaya untuk mengontrol perempuan dan anak perempuan. Mereka tidak adil dan harus ditantang. Sebagaimana wanita telah berjuang untuk dapat mengenakan pakaian terbuka, penerimaan yang sama harus diberikan kepada wanita yang ingin berjilbab.

"Kebencian dan intoleransi terhadap Muslim dan wanita berjilbab menjadi lebih jelas, dan ini mengkhawatirkan dan menjengkelkan. Itu benar-benar pilihan saya ketika saya pertama kali memutuskan untuk memakai jilbab ketika saya masih di bawah umur. Cinta dan perasaan ingin menyerahkan diri kepada Allah datang dari dalam diri saya. Perasaan yang indah. Saya merasa sangat aman, bebas dan dicintai oleh kerudung saya," papar Cicek.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement