Rabu 21 Apr 2021 04:07 WIB

Muslimah Jadi Target Islamofobia di Prancis

Prancis yang pertama melarang cadar.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Muslimah Prancis.
Foto:

"Saya masih merasa seperti ini dan saya bahkan merasa lebih bebas ketika saya menyembunyikan rambut saya, karena itu mengajarkan saya bahwa penampilan, rambut dan tubuh kita adalah semua aspek dari diri kita yang akan berubah seiring waktu dan akhirnya tidak ada lagi ketika kita lewat. Yang penting adalah karakter, kepribadian, perilaku saya, dan cara saya memperlakukan orang," lanjut dia.

Dia mengungkapkan, kemungkinan anak perempuan di bawah 18 tahun dilarang menutupi rambut, ini mengendalikan dan menindas tidak hanya wanita Muslim, tetapi juga hak-hak wanita secara keseluruhan. Larangan ini adalah upaya terselubung yang buruk untuk mencuri otonomi perempuan.

"Saya berharap suatu hari nanti para gadis dapat dengan bebas mengekspresikan diri dalam agamanya, memilih kapan dan di mana mereka ingin mengenakan cadar, dan hidup di bawah pemerintahan yang mendukung keputusan mereka. Ketika Anda memberi perempuan otonomi dalam pengambilan keputusan, terutama sebagai pemimpin dan pemerintahan, Anda memberikan ruang yang aman bagi perempuan untuk mengekspresikan diri dan membuat pilihan untuk hidup mereka sendiri, memberi mereka kebebasan untuk mempraktikkan keyakinan mereka di  dalam negara yang mereka anggap sebagai rumah," kata Cicek.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement