Rabu 21 Apr 2021 06:35 WIB

Pengamat Sarankan Posko Covid-19 di Kelurahan Dioptimalkan

Pemda diminta tak membuat aturan tambahan yang membingungkan warga.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Calon penumpang berjalan menuju bus di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Selasa (20/4/2021). Menurut pengelola, Terminal Pulo Gebang akan menjadi satu-satunya terminal di Jakarta yang tetap beroperasi dan tidak ada pengurangan jumlah perusahaan otobus (PO) selama periode tersebut di tengah kebijakan larangan mudik Lebaran 2021.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Calon penumpang berjalan menuju bus di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Selasa (20/4/2021). Menurut pengelola, Terminal Pulo Gebang akan menjadi satu-satunya terminal di Jakarta yang tetap beroperasi dan tidak ada pengurangan jumlah perusahaan otobus (PO) selama periode tersebut di tengah kebijakan larangan mudik Lebaran 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Larangan mudik Lebaran Idul Fitri 2021 masih dipertanyakan efektifitasnya karena justru memicu masyarakat ke kampung halaman lebih awal. Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyarankan pemerintah seharusnya juga mengoptimalkan posko Covid-19 di wilayah. 

“Andai ini dikuatkan jadi program yang berkelanjutan selama pandemi, bisa bikin masyarakat mau berpikir cepat,” kata Djoko kepada Republika.co.id, Selasa (20/4). 

Baca Juga

Padahal menurutnya, hal tersebut sudah diatur dalam Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021. Djoko menjelaskan, aturan tersebut mengatur empat ruang lingkup.

“Salah satu ruang lingkupnya yg keempat, fungsi Posko Covid-19 desa atau kelurahan untuk pencegahan dan pengendalian penyeberan Covid-19 selama bulan suci Ramadhan Idul Fitri Tahun 1442 H,” tutur Djoko. 

Dia menambahkan, saat ini pemerintah daerah juga sudah membuat aturan masing-masing. Djoko menilai seharusnya hal tersebut tidak dilakukan karena dikhawatirkan membuat masyarakat bingung. 

“Pemda jgn bikin aturan masing-masing, malah akan tambah bingung masyarakat,” ujar Djoko.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement