Pengrajin Batik Tulis Khas Kudus Mulai Kebanjiran Pesanan
Red: Muhammad Fakhruddin
Perajin menyelesaikan pembuatan sajadah batik di Desa Karangmalang, Gebog, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (20/4/2021). Kerajinan sajadah batik bermotif nuansa islami itu saat bulan Ramdhan permintaannya naik hiingga 70 persen dibanding hari biasa dan dipasarkan ke wilayah Jakarta, Makasar dan Surabaya melalui media sosial dengan harga Rp125 ribu per buah. | Foto: YUSUF NUGROHO/ANTARA
REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS -- Pengrajin batik tulis khas Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai kebanjiran pesanan selama bulan Ramadhan, setelah sempat mengalami penurunan omset secara drastis selamapandemi COVID-19 akibat merosotnya daya beli masyarakat.
"Pada masa pandemi, saya hanya memproduksi masker untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat. Sedangkan mendapatkan pesanan masih sulit," kata Pemilik Sanggar Muria Batik Kudus Yuli Astuti di Kudus, Selasa (21/4).
Untuk bisa menarik minat pembeli, maka berinovasi membuat pakaian batik tulis lengkap dengan masker dengan motif yang sama. Sementara bulan puasa ini, dia mengaku, memperoleh pesanan batik tulis hingga 500-an helai.
Mulai tahun ini usahanya kian membaik karena pesanan mulai pulih meskipun baru 75 persen dibandingkan dengan kondisi sebelum masa pandemi. Saat ini harga sejumlah bahan baku, mulai dari kain hingga bahan pewarnaan naik bervariasi.Untuk kain katun kualitas utama kenaikan harganya bisa mencapai 10 persen, namun harga jual batik tulisannya tidak ikut naik.
"Saat ini belum tepat menaikkan harga jualnya karena daya beli masyarakat juga belum stabil. Biarlah keuntungan berkurang, yang penting orderan mulai berdatangan," ujarnya.
Saat Ramadhan ini, dia mencoba membuat paket batik tulis khusus berupa paket sajadah, sarung dan lerak serta paket sajadah, mukena dan letak dengan harga antara Rp150 hingga Rp500 ribu. Inovasi tersebut, bertujuan untuk mendongkrak penjualan batik tulis di bulan Ramadhan ini.