Rabu 21 Apr 2021 09:30 WIB

Ibnu Batutah, Pengembara Muslim Habiskan 30 Tahun Berkelana

Ibnu Batutah adalah pengembara Muslim yang berkelana selama 30 tahun.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Hafil
Ibnu Batutah, Pengembara Muslim Habiskan 30 Tahun Berkelana. Foto: Perjalanan Ibnu Batuta, Ilustrasi
Foto: ytimg.com
Ibnu Batutah, Pengembara Muslim Habiskan 30 Tahun Berkelana. Foto: Perjalanan Ibnu Batuta, Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketika berbicara soal penjelajah terkenal, banyak orang terbesit nama Marco Polo. Padahal ada penjelajah sekaligus cendekiawan Muslim yang harusnya pertama terlintas dalam pikiran. Dia adalah Ibnu Batutah yang perjalanannya berlangsung selama hampir 30 tahun dan menempuh jarak sekitar 117 ribu kilometer, melampaui perjalanan Marco Polo.

Ibnu Batutah melakukan perjalanan melintasi laut dengan caravan unta dan berjalan kaki. Dia menjelajahi lebih dari 40 negara. Seringkali ia menempatkan dirinya dalam bahaya hanya untuk berkelana.

Baca Juga

Sultan Abu Inan yang merupakan Sultan Maroko bersikeras bahwa Ibnu Batutah harus menulis cerita perjalanannya. Saat ini orang-orang bisa membaca terjemahan bukunya yang berjudul “Tuhfat al-anzar fi gharaaib al-amsar wa ajaaib al-asfar” atau “A Gift to Those Who Contemplate the Wonders of Cities and the Marvels of Traveling.”

Asal-usul dan perjalanannya

Dilansir TRT World, Rabu (21/4), Ibnu Batutah lahir di Maroko pada 1304 selama pemerintahan Dinasti Marinid. Umumnya, dia dikenal sebagai Syams ad-Din dan keluarganya berasal dari Berber yang memiliki tradisi melayani sebagai hakim. Dia mendapat pendidikan hukum Islam tapi memilih untuk berkelana.

Tepat di usia 21 tahun, ia mulai petualangan barunya pada tahun 1325. Tempat pertama yang ia datangi adalah Makkah untuk menunaikan haji yang memakan waktu 16 bulan. Setelah itu, ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Sebagian besar, perjalanannya dilakukan di darat. Untuk mengurangi risiko diserang, ia biasanya memilih bergabung dengan karavan. Dia selamat dari perang, bangkai kapal, dan pemberontakan.

Berangkat dari Makkah, awalnya ia melintasi Gurun Arab menuju Irak dan Iran. Pada 1330, dia berangkat menyusuri Laut Merah ke Aden dan kemudian ke Tanzania. Kemudian pada tahun 1332, Ibnu Batutah memutuskan untuk mengunjungi India. Dia melintasi Khawarizm, Bukhara, Afghanistan, dan mencapai Delhi yang saat itu merupakan tanah Muslim. Sultan Delhi menyambut baik Ibnu Batutah. Dia tinggal selama delapan tahun lalu mulai perjalanan lain.

Pada tahun 1345, dia tiba di Quanzhou, China. Selama berada di China, ia mengunjungi kota-kota seperti Beijing, Hangzhou, dan Guangzhou. Bahkan, dia bertemu Mongol Khan yang memerintahkan negara saat itu. Setelah mencapai ujung dunia yang dikenal, ia akhirnya berbalik dan pulang ke Maroko tahun 1349. Kala itu, orang tuanya telah meninggal dan ia hanya tinggal sebentar sebelum bertamasya ke Spanyol. Kemudian dia mulai perjalanan melintasi Sahara ke Kekaisaran Mali.

Sepanjang perjalanan, ia harus menghadapi bahaya seperti diserang pencuri, hampir tenggelam, dan hampir dipenggal oleh penguasa tirani. Pada tahun 1355, dia akhirnya kembali ke rumah di Tangier, Maroko secara permanen. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement