Rabu 21 Apr 2021 11:18 WIB

Presiden Chad Meninggal Dunia Saat Perang Lawan Pemberontak

Idriss Deby dikenal sebagai presiden yang kerap mengunjungi medan perang

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Chad, Idriss Déby (foto: dok).
Foto: AP
Presiden Chad, Idriss Déby (foto: dok).

REPUBLIKA.CO.ID, N'DJAMENA -- Presiden Chad Idriss Deby meninggal dunia saat mengunjungi pasukan militer Chad di garis depan. Presiden yang menjabat selama 30 tahun itu meninggal pada usia 68 tahun.

"Presiden republik, kepala negara, panglima tertinggi angkatan darat, Idriss Deby Itno, baru saja menghembuskan nafas terakhir saat mempertahankan integritas bangsa di medan perang," kata juru bicara militer Azem Bermandoa Agouna dalam pernyataan yang disiarkan televisi dilansir laman Aljazirah, Rabu (21/4).

Baca Juga

Angkatan bersenjata Chad mengejutkan negara dengan mengumumkan, bahwa Deby telah meninggal karena luka yang ia derita selama sepekan. Pada pekan lalu, ia memimpin tentara di garis depan melawan pemberontak yang bergerak maju dari utara menuju ibu kota, N’Djamena.

Anggota Front for Change and Concord in Chad (FACT), sebuah kelompok pemberontak yang berbasis di Libya yang sebagian besar terdiri dari para pembangkang militer, melintasi perbatasan utara dari Libya dan ke Chad pekan lalu.

Pemberontakan terbaru itu dimulai pada hari pemilihan pada 11 April. Deby mencari masa jabatan keenam yang kontroversial dalam pemungutan suara yang diboikot oleh partai-partai oposisi utama.

Putranya yang berusia 37 tahun, Jenderal bintang empat Mahamat Idriss Deby, kini akan memimpin dewan militer transisi selama 18 bulan sebelum pemilihan baru diadakan. Deby meninggalkan istrinya Hinda Deby Itno, yang dinikahinya pada 2005, beserta anak-anak mereka, serta anak-anak dari perkawinan sebelumnya.

Idriss Deby dikenal karena kerap mengunjungi medan perang. Setelah pejuang Boko Haram melancarkan serangan mematikan di pangkalan militer Chad di desa Bohoma pada Maret tahun lalu, presiden terlihat berjalan di tepi Danau Chad, di samping pasukannya. Di medan perang itu, bekas prajurit itu menemui ajalnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement