REPUBLIKA.CO.ID, DELHI -- Pihak berwenang India bergegas untuk menopang pasokan oksigen medis ke rumah sakit di ibu kota, Delhi, pada Rabu (21/4). Perdana Menteri Narendra Modi menyatakan gelombang kedua yang terjadi saat ini seperti badai.
Modi mengatakan India menghadapi badai virus Corona yang membanjiri sistem kesehatannya. "Situasinya dapat ditangani hingga beberapa pekan lalu. Gelombang infeksi kedua datang seperti badai," kata Modi.
"Permintaan oksigen telah meningkat. Kami bekerja dengan kecepatan dan kepekaan untuk memastikan oksigen bagi semua yang membutuhkannya. Pusat, negara bagian dan perusahaan swasta, semuanya bekerja sama," kata Modi dalam pidato yang disiarkan televisi ke negara itu pada Selasa (20/4) malam.
Modi mendesak warga untuk tetap di dalam rumah dan tidak panik di tengah keadaan darurat kesehatan terburuk di India. Dia menghadapi kritik bahwa pemerintahannya menurunkan kewaspadaannya ketika infeksi virus korona turun ke level terendah pada Februari. Pemerintah mengizinkan festival keagamaan dan pawai politik.
Negara terpadat kedua di dunia ini melaporkan jumlah kasus harian baru tertinggi di dunia dan mendekati puncak sekitar 297 ribu kasus dalam satu hari. Jumlah tersebut pernah dialami Amerika Serikat pada Januari.
Pemerintah Delhi pun mengeluarkan panggilan untuk bantuan di media sosial. Desakan ini akibat rumah sakit pemerintah besar hanya memiliki cukup oksigen untuk bertahan delapan hingga 24 jam lagi, sementara beberapa rumah sakit swasta hanya memiliki cukup oksigen hanya untuk empat atau lima jam.
Media lokal melaporkan, rumah sakit GTB mendapat pasokan oksigen sebelum kehabisan stok untuk 500 pasiennya. "Kami hampir kehilangan harapan. Kami semua menangis saat melihat tangki oksigen tiba," kata seorang dokter kepada India Today.
Kota berpenduduk 20 juta itu mencatat 28.395 kasus baru dan 277 kematian pada Selasa, tertinggi sejak pandemi dimulai. Setiap orang ketiga yang dites virus korona ditemukan positif.