REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) akan memberikan jatah 6000 visa pekerja tamu musiman untuk orang-orang dari Guatemala, Honduras, dan El Salvador dalam beberapa bulan mendatang. Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) mengatakan, keputusan ini merupakan sebuah langkah kecil untuk membangun jalur yang lebih legal untuk para imigran.
Penjatahan 6.000 visa akan menjadi bagian dari tambahan 22 ribu visa H-2B yang tersedia bagi pemberi kerja pada tahun fiskal saat ini yang berakhir pada 30 September. Visa H-2B merupakan tambahan alokasi tahunan 66 ribu visa untuk tahun fiskal yang penghitungannya habis pada bulan Februari.
Visa digunakan untuk lansekap, pemrosesan makanan dan pekerjaan hotel, di antara pekerjaan musiman lainnya. Seorang pejabat DHS yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, jika 6.000 visa tidak digunakan oleh perusahaan yang ingin mempekerjakan orang dari Guatemala, Honduras dan El Salvador, mereka akan kembali ke visa umum untuk sementara sebelum 30 September.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas mengatakan, tambahan jatah visa bagi Guatemala, Honduras, dan El Salvador menunjukkan komitmen DHS untuk menciptakan lebih banyak jalur hukum bagi para imigran. Guatemala, Honduras, dan El Salvador kerap disebut sebagai negara Segitiga Utara.
Presiden Joe Biden dalam beberapa bulan terakhir bergulat dengan meningkatnya jumlah migran yang tiba di perbatasan AS-Meksiko, termasuk keluarga dan anak-anak tanpa pendamping. Pada Maret, sekitar 85 ribu dari 172 ribu imigran yang ditangkap di perbatasan, berasal dari Guatemala, Honduras, dan El Salvador.
Pemerintahan Biden telah mendesak para migran untuk tidak melakukan perjalanan ke perbatasan untuk sementara. AS sedang menyusun sistem yang memungkinkan mereka dapat mencari suaka dari negara asal mereka atau datang ke Amerika Serikat melalui jalur hukum lainnya.