Kamis 22 Apr 2021 07:58 WIB

AS Masukkan Inggris ke Daftar 116 Negara tak Dikunjungi

CDC mengatakan orang yang divaksinasi penuh dapat bepergian dengan aman di wilayah AS

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah warga Turki menunggu di Bandara Internasional Miami menjelang keberangkatan mereka ke Turki di Miami, Florida, Amerika Serikat, pada 17 Mei 2020. Turki mengevakuasi warganya yang terdampar di Amerika Serikat karena penerbangan yang ditangguhkan sebagai bagian dari langkah-langkah yang diambil untuk mengekang penyebaran virus korona.
Foto: Anadolu/Eva Marie
Sejumlah warga Turki menunggu di Bandara Internasional Miami menjelang keberangkatan mereka ke Turki di Miami, Florida, Amerika Serikat, pada 17 Mei 2020. Turki mengevakuasi warganya yang terdampar di Amerika Serikat karena penerbangan yang ditangguhkan sebagai bagian dari langkah-langkah yang diambil untuk mengekang penyebaran virus korona.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menambahkan setidaknya 116 negara ke dalam daftar rekomendasi 'Tingkat Empat: Jangan Bepergian' pada pekan ini. Anjuran ini menempatkan Inggris, Kanada, Prancis, Israel, Meksiko, Jerman, dan lainnya dalam daftar tingkat yang sangat tinggi Covid-19. 

Negara lain dalam daftar 'Jangan Bepergian', termasuk Finlandia, Mesir, Belgia, Turki, Italia, Swedia, Swiss, dan Spanyol. Beberapa negara, seperti China dan Jepang, tetap berada di Level 3: Mempertimbangkan Kembali untuk Pergi.

Baca Juga

Menurut Departemen Luar Negeri sebelumnya, Washington akan meningkatkan jumlah negara yang menerima peringkat penasihat tertinggi menjadi sekitar 80 persen negara di seluruh dunia. Lembaga itu pun mendaftarkan 34 dari sekitar 200 negara sebagai 'Jangan Bepergian' dan sekarang mendaftar 150 negara di Tingkat Empat.

Departemen Luar Negeri mengatakan, langkah tersebut tidak menyiratkan penilaian ulang situasi kesehatan saat ini di beberapa negara. "Mencerminkan penyesuaian dalam sistem Penasihat Perjalanan Departemen Luar Negeri untuk lebih mengandalkan (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS) penilaian epidemiologis yang ada," katanya. 

Tapi, rekomendasi tersebut tidak wajib dan tidak melarang orang Amerika bepergian. Sebagian besar orang Amerika sudah dilarang bepergian ke sebagian besar Eropa karena pembatasan Covid-19. Washington telah melarang hampir semua warga negara non-AS yang baru-baru ini berada di sebagian besar Eropa, China, Brasil, Iran, dan Afrika Selatan.

Baca juga : Suap Bansos Covid Juliari Mencapai Rp 32 Miliar

AS pun sejak Selasa (20/4) memperpanjang dengan pembatasan 30 hari lebih lanjut yang diberlakukan selama 13 bulan yang melarang perjalanan yang tidak penting di perbatasan Kanada dan Meksiko. Kepala kelompok perdagangan yang mewakili maskapai penerbangan utama AS Airlines for America, Nick Calio, mengatakan kepada panel Senat pada Rabu (21/4), bahwa pembuat kebijakan perlu menemukan peta jalan untuk membuka kembali perjalanan internasional.

Awal bulan ini, CDC mengatakan orang yang divaksinasi penuh dapat bepergian dengan aman di wilayah AS dengan risiko rendah. Namun, direktur badan kesehatan itu, Rochelle Walensky, mengecilkan kemungkinan untuk melakukannya karena kasus virus corona yang tinggi di seluruh negeri.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement