Kamis 22 Apr 2021 12:18 WIB

TNI Terima Tawaran Bantuan dari Jerman, Turki, Hingga Rusia

Kapal Swift Rescue (Singapura) dan Malaysia Rescue Mega Bhati sedang menuju ke Bali.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad (kiri) memberikan keterangan pers tentang KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (22/4/2021).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad (kiri) memberikan keterangan pers tentang KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (22/4/2021).

REPUBLIKA.CO.ID,BADUNG --  TNI menerima bantuan kapal penyelamat dari Singapura dan Malaysia terkait proses pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang dikabarkan hilang kontak di perairan Bali bagian utara pada Rabu (21/4) sekitar pukul 03.00 WIB.

"Kemudian juga ada penawaran bantuan dari negara sahabat yang pertama dari Singapura dengan Kapal Swift Rescue dan kapal-kapal penyelamat bagi kapal selam yang mengalami kendala di bawah air," kata Kapuspen TNI Mayor Jenderal Achmad Riad dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Kamis (22/4).

Dia mengatakan, kapal bantuan dari Singapura, yaitu Kapal Swift Rescue, akan tiba pada 24 April 2021. Sementara, kapal bantuan dari Malaysia Rescue Mega Bhati tiba pada 26 April 2021. Selain negara tersebut, terdapat beberapa negara lainnya yang juga menawarkan bantuan, di antaranya Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Turki, India, Rusia, dan Australia.

Kemudian, bantuan juga diterima dari Basarnas dan KNKT. "Mereka akan membantu pencarian dengan mengerahkan gabungan BPPT, Basarnas P3L dengan menggunakan kapal Basarnas," kata Achmad.

Adapun kronologisnya pada pukul 03.45 KRI Nanggala melaksanakan penyelaman. Kemudian, pukul jam 04.00 melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8. Senjaya Achmad menekankan, senjata yang ditembakkan adalah torpedo, bukan rudal.

Lalu, komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo. Saat ini, sudah ada lima KRI dan satu helikopter yang melakukan operasi pencarian dengan kekuatan yang lebih 400 orang. Kemudian juga KRI Rigel (933) juga sedang bergerak, yang pernah dilibatkan pada pencarian Sriwijaya Air.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement