REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berpuasa selama Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi seluruh Muslim yang sehat. Ada beberapa kelompok yang menjadi pengecualian dalam hal ini, salah satunya adalah ibu hamil dan menyusui.
Meski mendapatkan keringanan, tak sedikit ibu hamil yang memilih untuk tetap berpuasa selama Ramadhan. Padahal, ada beberapa risiko masalah kesehatan yang mungkin dihadapi oleh ibu hamil atau janin dalam kandungannya.
Spesialis obestetri dan ginekologi Dr Ida Lilywaty Md Latar dan Imam Masjid Nagara Ehsan Mohd Hosni memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai puasa pada ibu hamil dan menyusui dari sudut padang medis dan agama. Berikut ini adalah penjelasan keduanya, seperti dilansir Malay Mail.
Sudut Pandang Medis
Berdasarkan studi terbaru, Dr Ida mengatakan puasa saat hamil sebenarnya memiliki pengaruh kecil atau bahkan tidak memiliki pengaruh terhadap kondisi bayi yang dilahirkan. Akan tetapi, berpuasa saat hamil tidak dianjurkan bagi ibu hamil dengan masalah diabetes gestasional. Alasannya, berpuasa dapat memicu terjadinya inkonsistensi kadar gula darah.
Secara umum, Dr Ida juga mengatakan ibu hamil sebaiknya tidak berpuasa untuk melindungi diri sendiri dan janin dalam kandungan dari potensi risiko masalah kesehatan. Salah satunya adalah dehidrasi.
Dehidrasi dapat membuat ibu hamil menjadi rentan terhadap persalinan prematur, terutama di trimester kedua kehamilan. Dehidrasi pada ibu hamil juga dapat memicu terjadinya mual dan muntah di awal kehamilan.
"Karena asupan oral terbatas saat berpuasa," jelas Dr Ida.
Selain itu, berpuasa di trimester kedua kehamilan dapat memberikan implikasi yang lebih signifikan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi. Akan tetapi, puasa di trimester ketiga kehamilan memiliki dampak yang lebih rendah bila dibandingkan pada trimester kedua.
Sejauh ini, Dr Ida mengatakan belum ada studi yang menyoroti potensi dampak jangka panjang berpuasa saat hamil pada anak yang dilahirkan. Akan tetapi, Dr Ida mengatakan puasa saat hamil tidak mempengaruhi bayi untuk memiliki berat lahir rendah maupun gejala sisa fisik atau psikologis jangka panjang lain.
Terlepas dari itu, Dr Ida mengatakan keputusan untuk berpuasa Ramadhan merupakan keputusan personal sang ibu. Ibu hamil sebaiknya membuat keputusan tersebut dengan mempertimbangkan kesehatan secara umum, tahap kehamilan, dan potensi risiko yang dimiliki.