Kamis 22 Apr 2021 16:39 WIB

Studi Baru Ungkap Potensi Penularan Covid di Toilet

Studi menemukan bukti sebagian kecil virus corona bertahan di sampel urin atau tinja.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah toilet untuk BAB (ilustrasi).
Foto: The Telegraph
Sebuah toilet untuk BAB (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim dari Florida Atlantic University meneliti lebih lanjut mengenai temuan bahwa penyiram toilet dapat menyebabkan penularan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2).

Dalam penelitian terbaru dilaporkan bahwa mungkin upaya perlindungan seperti memasang tutup di toilet umum sekalipun masih tidak memadai untuk melindungi dari potensi bahaya kesehatan tersebut. Penelitian menemukan bukti sebagian kecil dari SARS-CoV-2 dapat bertahan melalui saluran pencernaan dan tetap dapat dideteksi dalam sampel tinja maupun urin yang dikumpulkan dari pasien.

Baca Juga

Dilansir Slash Gear, hal itu tentu menjadi masalah jika menyangkut toilet umum, yang cenderung memiliki banyak aspek untuk meningkatkan risiko penyebaran virus. Mulai dari toilet tanpa penutup, alat flush atau pembilas bertekanan tinggi, dan sistem ventilasi yang berpotensi buruk.

Para peneliti mengutip sejumlah kekhawatiran lain terkait dengan toilet umum. Termasuk fakta bahwa  biasanya tempat ini ramai.

Dengan menggunakan kondisi ventilasi normal, para peneliti mempelajari tetesan kecil yang dihasilkan saat urinoir dan toilet dibilas. Hal tersebut menemukan bahwa tempat umum ini dapat berfungsi sebagai sarang untuk penularan penyakit melalui udara.

SARS-CoV-2 hanya satu dari banyak virus yang berpotensi ditularkan melalui partikel aerosol di kamar mandi. Ini juga sama dengan virus lain seperti norovirus.

Meskipun tutup toilet membantu mengurangi potensi terbentuknya ‘awan' aerosol yang disebabkan oleh pembilasan, studi menemukan bahwa tutup toilet tidak cukup untuk menawarkan perlindungan dari potensi penularan. Karena itu,  penggabungan ventilasi yang memadai dalam desain dan pengoperasian ruang publik akan membantu mencegah akumulasi aerosol di area dengan tingkat keramaian seperti toilet umum.

“Kabar baiknya adalah mungkin tidak selalu perlu untuk merombak seluruh sistem, karena sebagian besar bangunan dirancang untuk kode tertentu,” ujar rekan penulis studi Manhar Dhanak.

Menurut Dhanak, hal tesebut mungkin hanya masalah mengarahkan aliran udara berdasarkan tata letak kamar kecil.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement