REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Presiden Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA), Aleksander Ceferin, mengaku, menyambut baik kembalinya sejumlah klub papan atas yang sempat memisahkan diri dari Liga Champions dan membentuk Liga Super Eropa (ESL). Kendati begitu, Ceferin menegaskan, klub-klub tersebut masih harus menerima konsekuensi dari langkah yang diambil beberapa waktu lalu.
Karena itu, Ceferin mengakui, UEFA masih berkonsultasi dengan tim legal terkait sanksi ataupun konsekuensi hukum yang bisa dijatuhkan kepada klub-klub tersebut. Sebelumnya, sebanyak 12 klub top Eropa, enam dari Inggris, tiga dari Italia, dan tiga dari Spanyol, mengumumkan pemisahan diri dari Liga Champions dan membentuk Liga Super Eropa (ESL), akhir pekan lalu.
Kendati begitu, ESL tersebut ternyata hanya berumur tidak lebih dari 72 jam. Tekanan dan penolakan dari para suporter, UEFA, federasi sepak bola setempat, dan kelompok lain, akhirnya memaksa lebih dari separuh dari total klub pendiri mundur dari rencana gelaran ESL.
Chelsea dan Manchester City, menjadi dua klub pertama yang dikabarkan memutuskan untuk mundur dari ESL. Langkah ini kemudian diikuti oleh klub-klub Inggris lainnya.
Pun dengan langkah serupa yang diambil oleh Atletico Madrid, Inter Milan, dan AC Milan. Akhirnya, kompetisi yang mendapatkan dukungan modal dari lembaga investasi asal Amerika Serikat, JP Morgan, itu akhirnya dikabarkan telah berakhir.
Namun, Ceferin menyatakan, UEFA masih akan mengevaluasi berbagai hal yang terjadi sebelum menerima klub-klub tersebut kembali ke Liga Champions atau diperbolehkan lagi tampil di semua kompetisi yang berada di bawah naungan UEFA. Evaluasi ini kemungkinan besar terkait sanksi yang bakal diterima klub-klub tersebut.
''Jika klub-klub ini ingin kembali tampil di kompetisi kami lagi, maka mereka harus sangat dekat pada kami. Kami masih mengevaluasi apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, tapi saya mau berbicara detail karena kami masih berkonsultasi dengan tim legal. Saya bisa katakan, klub-klub Inggris mengambil langkah bagus. Mungkin itu menjadi bahan pertimbangan buat kami,'' ujar Ceferin seperti dikutip Football Italia, Kamis (22/4).
Ceferin mengungkapkan, klub-klub tersebut telah melakukan kesalahan dan mengakui kesalahan tersebut. Namun, Ceferin mengaku begitu kecewa dengan sikap dan langkah yang diambil klub-klub besar Eropa tersebut.
Terkait potensi sanksi yang disiapkan UEFA buat-buat klub tersebut, sosok asal Slovenia itu menyebut, UEFA akan kembali melakukan pertemuan pada pekan depan.
''Kami akan melihat apa yang terjadi hingga pekan depan. Ada begitu banyak yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, tapi saya berharap ada kabar baru pada Jumat mendatang. Jadi, saat ini, kami berharap, semua klub menyadari kesalahan mereka dan mereka harus mendapatkan konsekuensi dari kesalahan itu. Kami akan kembali berdiskusi pada pekan depan,'' kata Ceferin.
Terlepas dari kekecewaannya terhadap 12 klub tersebut, Ceferin masih bisa memahami posisi Barcelona, yang baru menunjuk Joan Laporta sebagai presiden anyar. Laporta, lanjut Cerefin, berada dalam tekanan besar dan diwarisi kondisi keuangan klub yang begitu buruk dari presiden sebelumnya. ''Hal ini terjadi karena Anda mengeluarkan uang begitu banyak untuk mendatangkan pemain, tapi tidak meraih kesuksesan dan raihan trofi,'' jelasnya.