PHRI Solo Dukung Kebijakan Karantina Pemudik
Red: Nidia Zuraya
Pemudik naik motor (ilustrasi). | Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo siap mendukung kebijakan Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, terkait karantina mandiri untuk para pemudik."Kalau ada kebijakan karantina atau tamu yang datang ke Solo pasti sudah siap," kata Perwakilan Humas PHRI Solo Sistho A Srestho di Solo, Kamis (22/4).
Ia mengatakan pada dasarnya saat ini pihak perhotelan memang sudah mempersiapkan kedatangan tamu yang hendak mudik atau Lebaran mengingat Lebaran merupakan agenda tahunan yang mampu mendongkrak tingkat okupansi hotel. Meski demikian, pihaknya berupaya memastikan para tamu tersebut harus terbebas dari Covid-19 dengan membawa surat keterangan sehat.
Di sisi lain, para petugas hotel juga diwajibkan menerapkan protokol kesehatan saat berinteraksi dengan tamu.Sementara itu, mengenai rencana Pemkot Surakarta yang meminta keluarga tamu agar tidak melakukan kunjungan di hotel demi mencegah paparan Covid-19, menurut dia, perlu ada koordinasi lebih lanjut.
"Jika regulasi pembatasan penjenguk tamu, justru akan menimbulkan stigma bahwa tamu hotel tersebut positif Covid-19," katanya.
Jika memang Pemkot Surakarta akan menerapkan aturan tersebut, maka perlu ada koordinasi lebih lanjut dengan pihak perhotelan."Kalau untuk saat ini kami belum bisa memberikan pernyataan terkait kebijakan tersebut. Perlu pembahasan lebih lanjut, yang pasti seluruh hotel di Kota Solo telah menerapkan prosedur protokol kesehatan dengan ketat dan baik. Bahkan setiap tamu yang hendak menginap diwajibkan menunjukkan surat keterangan sehat atau hasil negatif dari tes swab yang dilakukan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan akan berkoordinasi dengan PHRI terkait pemudik yang mampu untuk melakukan karantina di hotel. Ia akan meminta pihak hotel untuk memperketat protokol kesehatan dan mencegah keluarga untuk datang menjenguk.
"Di Technopark kami atur jadwal dan rapidtest antigen. Kamipendekatan ke PHRI, harus ditegaskan keluarga tidak boleh menengok," katanya.