Jumat 23 Apr 2021 08:04 WIB

Rusia Tarik Pasukan dari Perbatasan Ukraina

Penarikan pasukan Rusia disambut hangat negara barat guna meredakan ketegangan

Rep: puti almas/ Red: Hiru Muhammad
Militan pro-Rusia yang ingin memisahkan diri dari Ukraina.
Foto: EPA/Jakub Kaminski
Militan pro-Rusia yang ingin memisahkan diri dari Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Pemerintah Rusia mengumumkan akan memerintah pasukan militer yang berada di wilayah dekat perbatasan Ukraina untuk kembali. Langkah ini nampak bertujuan mengakhiri banyaknya puluhan ribu tentara yang berjaga dan berpotensi menimbulkan konflik dengan negara tetangga tersebut.

Rusia juga mengakhiri latihan perang di Krimea, wilayah semenanjung yang diduduki dan dianeksasi dari Ukraina pada 2014. Pengumuman datang beberapa saat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengundang pemimpin Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk melakukan pembicaraan di Ibu Kota Moskow, berminggu-minggu pasca pertempuran baru di wilayah timur Ukraina antara pasukan pemerintah dan separatis pro-Rusia terjadi.

Beberapa saat setelah pengumuman, mata uang Rusia dan Ukraina mengalami peningkatan tajam. Penarikan pasukan Rusia juga disambut negara Barat yang sebelumnya menyatakan kekhawatiran atas intervensi Rusia lebih lanjut di timur Ukraina. 

Separatis yang didukung Rusia telah memerangi pemerintah Ukraina di wilayah tersebut sejak 2014. Juru bicara presiden Ukraina mengatakan  pada bulan ini bahwa Rusia memiliki lebih dari 40.000 tentara yang dikerahkan di perbatasan timur negara dan lebih dari 40.000 di Krimea. Sekitar 50.000 di antaranya adalah penempatan baru. Atas langkah terbaru Rusia dalam mengurangi kehadiran militer, Zelenskyy mengatakan telah menyambut baik.

“Ukraina menyambut baik setiap langkah untuk mengurangi kehadiran militer & mengurangi situasi ketegangan di Donbas (timur Ukraina),” ujar Zelenskyy melalui jejaring sosial Twitter, dilansir TRT, Jumat (23/4). 

Zelenskyy juga berterima kasih kepada mitra internasional atas dukungan mereka atas masalah yang terjadi. Sementara, Menteri Luar Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan belum mengetahui apakah Rusia bermaksud melancarkan serangan atau tidak dan menegaskan bahwa negara-negara Barat harus menyatakan dukungan secara jelas terhadap negaranya,  jika Moskow melakukannya.

"Jadi sekarang bisa pergi ke kedua arah dan inilah mengapa reaksi Barat, reaksi terkonsolidasi dari Barat, sangat penting sekarang, untuk mencegah Putin membuat keputusan itu,”  jelas Kuleba. 

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan telah memerintahkan pasukan yang terlibat dalam latihan untuk kembali ke pangkalan militer pada 1 Mei. Ia mengatakan bahwa mereka telah menyelesaikan  inspeksi di daerah perbatasan.

"Saya yakin tujuan inspeksi mendadak telah tercapai sepenuhnya. Pasukan telah menunjukkan kemampuan mereka untuk memberikan pertahanan yang kredibel bagi negara," kata Shoigu.

Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Ned Price mengatakan Washington mengetahui pengumuman Rusia dan mengamati situasi di perbatasan Ukraina dengan cermat. Ia menyebut bahwa Washington akan bersiap dengan tindakan jika masalah lebih lanjut terjadi.“Kami telah mendengar kata-kata dan saya pikir yang akan kami cari adalah tindakan," kata Price.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement