Jumat 23 Apr 2021 08:39 WIB

Cegah Fitnah, Muhadjir Minta Nadiem Usut Kasus Kamus Sejarah

Pada periode Muhajir, Kemendikbud menerbitkan buku biografi KH Hasyim Asy’ari.

Cegah Fitnah, Muhadjir Minta Nadiem Usut Kasus Kamus Sejarah (ilustrasi).
Foto: ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA
Cegah Fitnah, Muhadjir Minta Nadiem Usut Kasus Kamus Sejarah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim membentuk tim investigasi untuk mengusut kasus Kamus Sejarah.

Investigasi mesti dilakukan supaya tidak timbul fitnah. "Kalau persoalan itu dipandang serius sebaiknya kemendibud membentuk tim investigasi internal. Toh meskipun direktoratnya sudah bubar kan orang orangnya masih ada. Biar jelas duduk persoalannya. Dan tidak jadi fitnah," kata Muhadjir, Jumat (23/4).

Seperti diketahui, dokumen Kamus Sejarah itu beredar secara daring dan ramai dibahas beberapa waktu terakhir. Padahal, kamus sejarah itu belum pernah diterbitkan Kemendikbud.

Kontroversi muncul karena tak ada sosok KH Hasyim Asy'ari di Kamus Sejarah itu. Selain KH Hasyim Asy'ari, nama Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak ada dalam kamus itu. 

Mengenai program penulisan Kamus Sejarah itu sendiri Muhajir yang juga mantan mendikbud mengaku tidak tahu dan tidak pernah dilapori. 

Kamus sejarah itu proyek Direktorat Sejarah, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud. Soal tidak masuknya pahlawan nasional KH Hasyim Asy’ari dan lainnya, Dirjen  Kebudayan,  Hilmar Farid, yang waktu periode Muhajir juga  menjabat Dirjen, sudah memberi klarifikasi bahwa itu akibat kealpaan yang dilakukan oleh staf di direktorat sejarah. Nah direktorat sejarah itu sekarang sudah dilikuidasi alias bubar. 

"Baru setelah terjadi heboh pak Hilmar memberi tahu saya, dan meminta maaf atas kejadian tersebut. Saya bilang: “Ya namanya saja hilaf, mau diapakan lagi. Yang penting segera dicari jalan keluarnya”," kata Muhadjir. 

Hadrotusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari sendiri adalah tokoh dan pahlawan. Untuk menghormati beliau juga, pada periode Muhajir, Kemendikbud menerbitkan buku biografi Hadrotusy Syeikh KH Hasyim Asy’ari, dalam rangka memperingati 109 tahun Kebangkitan Nasional. Tim penyusunnya dipimpin oleh sejarawan NU, KH Agus Sunyoto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement