Jumat 23 Apr 2021 12:50 WIB

Polisi AS Latihan Judo Hindari Insiden Floyd

Lewat latihan judo ini diharapkan polisi AS dapat mengurangi konfrontasi mematikan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Polisi berbaris di gedung Oregon State Capitol.
Foto: AP Photo/Marcio Jose Sanchez
Polisi berbaris di gedung Oregon State Capitol.

REPUBLIKA.CO.ID, DOUGLAS -- Polisi Amerika Serikat  (AS) mendapatkan bimbingan belajar judo atau seni beladiri asal Jepang dalam mengkalibrasi ulang cara berinteraksi dengan publik. Kondisi ini berangkat dari kasus kematian George Floyd akibat cekikan lutut di leher oleh Derek Chauvin.

Proyek judo adalah ide yang tidak biasa karena olahraga ini memiliki sedikit penekanan dan dianggap kurang keras daripada seni bela diri lain. Namun, beberapa pemimpin dalam judo dan dalam kepolisian melihat kesempatan ini untuk menegakkan disiplin dan memikirkan kembali pelatihan petugas. Berita utama tentang kasus Floyd mendorong kursus yang telah dikembangkan sejak 2018 ke urutan teratas daftar prioritas.

Baca Juga

Konsep utama dalam pelatihan di Akademi Penegakan Hukum Wyoming berpusat pada mengajarkan polisi cara melibatkan tersangka secara verbal. Kemudian menggunakan teknik judo fisik jika diperlukan untuk mengurangi konfrontasi tanpa memakai kekuatan yang mematikan.

Tujuan penggunaan judo adalah untuk menghindari situasi seperti yang menyebabkan kematian Floyd dan tragedi baru pada Daunte Wright. Wright ditembak dan dibunuh oleh seorang petugas yang mengira dia meraih taser, padahal sebenarnya itu adalah senjata api.

Dengan penekanan bukan pada memukul, melainkan pada penggunaan pengungkitan dan posisi tubuh untuk mengeksekusi pegangan dan jatuhan, judo telah lama diabaikan. "Bukan salah petugas jika mereka tidak mendapatkan pelatihan. Kadang-kadang, departemen tidak mengeluarkan uang untuk pelatihan, dan dalam banyak hal, pelatihan tersebut belum memahami realitas teknologi yang ada di luar sana," ujar perencana pelatihan Judo Kepolisian Taybren Lee

Mantan atlet di tim judo AS yang sekarang menjabat sebagai petugas polisi di Lafayette, Colorado, Jim Bacon, mengatakan kondisi polisi saat ini paling memberatkan. Banyak yang sekarang tertangkap kamera tubuh polisi atau oleh penonton yang  merekam kejadian.

"Polisi menggunakan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dari yang seharusnya digunakan. Jika mereka memiliki lebih banyak keterampilan, mereka mungkin tidak harus bergantung pada gadget di ikat pinggang," kata Bacon.

Saat ini, pelatihan pertama dimulai dari Fort Worth Texas, Billings Montana, Meridian Idaho, dan kota-kota kecil lainnya tersebar di seluruh wilayah barat AS. Persiapan pelatihan kota lain sedang direncanakan untuk bulan depan.

Bacon menyatakan, program ini pun mendapatkan dukungan publik.  "Masyarakat ingin petugas polisi dilatih dengan lebih baik. Itulah mengapa kami mencoba untuk mengintegrasikan judo, jadi kami bisa lebih efektif dalam situasi ini tanpa menyakiti orang lain," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement