Jumat 23 Apr 2021 13:08 WIB

TNI Andalkan Kapal Pembaca Sonar Cari KRI Nanggala-402

Menurut Kapuspen, kapal selam sudah tak ada suara dan hanya sonar yang bisa menangkap

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Achmad Riad.
Foto: Puspen TNI
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Achmad Riad.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kapuspen TNI Mayor Jenderal (Mayjen) Achmad Riad mengatakan, saat ini dalam proses pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali, Rabu (21/4), membutuhkan kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar.

Untuk saat ini, diutamakan kapal-kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar. "Memang tidak semua kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar, kapal-kapal yang ini diharapkan dari data awal akan digelar, yang jelas digelar di wilayah-wilayah tersebut," kata Achmad saat konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Jumat (23/4).

Dia mengatakan, proses pencarian yang dilakukan oleh KRI Rimau yang nantinya diperkuat KRI lainnya, memang bisa mendeteksi titik keberadaan kapal selam. Karena itu, KRI Rimau yang dikerahkan terus melakukan penyisiran di laut secara luas.

"Bisa saja arus bawah laut membawa semuanya. Karena, dari pencarian kemarin ini ada KRI Rimau dan nantinya akan diperkuat dengan KRI-KRI lain yang memang bisa mendeteksi dari mana titiknya. Dan, memang kapalnya kan sudah diam tidak ada suara dan hanya sonar yang bisa menangkap," ujar Achmad.

Menanggapi terkait dengan kemampuan oksigen dalam kapal yang bertahan 72 jam hingga Sabtu (24/4), Achmad menuturkan, proses pencarian melalui tahapan sublock, submiss, dan subsar. "Saat ini, kita masih ada di posisi submiss ya, jadi istilahnya hilang posisinya, karena ini teknis, saya belum tanyakan sampai ke situ ya. Kita upayakan saja dulu," ujar Achmad.

Baca juga : TNI Kerahkan 21 KRI untuk Mencari KRI Nanggala-402

"Dan, tidak bisa memberikan spekulasi terkait itu, dengan batal waktu sampai besok. Dan, kita maksimalkan hari ini untuk segera bisa menangkap posisi-posisi," tutur Achmad menambahkan.

Dia mengatakan, hingga saat ini sudah 21 KRI yang dikerahkan dalam pencarian Nanggala dan empat kapal bantuan dari kepolisian. Pada Rabu (21/04) pukul 03.45 WITA, Nanggala melaksanakan penyelaman. Kemudian, pukul 04.00 WITA melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor delapan.

Momen itu merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 WITA saat komandan gugus tugas latihan memberikan otorisasi penembakan torpedo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement