Jumat 23 Apr 2021 19:15 WIB

China Minta Jepang tak Bersikap Bodoh Soal Limbah Nuklir

China bertanya-tanya mengapa Jepang tak menyimpan limbah itu untuk mereka sendiri.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Pemandangan udara menunjukkan tangki berisi air yang terkontaminasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, yang mengalami kerusakan pada 11 Maret 2011, di prefektur Fukushima, timur laut Jepang, 14 Februari 2021 (diterbitkan kembali 13 April 2021).
Foto: EPA-EFE/JIJI PRESS
Pemandangan udara menunjukkan tangki berisi air yang terkontaminasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, yang mengalami kerusakan pada 11 Maret 2011, di prefektur Fukushima, timur laut Jepang, 14 Februari 2021 (diterbitkan kembali 13 April 2021).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China kembali menyoroti rencana Jepang membuang air limbah dari reaktor nuklir Fukushima ke laut. Beijing mengatakan Jepang harus bisa menghadapi keberatan dari dalam dan luar negeri serta berhenti bersikap bodoh tentang masalah tersebut.

"Pembuangan air nuklir yang tercemar tidak pernah menjadi urusan domestik Jepang. Jika air nuklir yang tercemar bukan merupakan bahaya publik, mengapa Jepang tidak menyimpannya untuk dirinya sendiri?" kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang Zhao Lijian pada Jumat (23/4), dikutip laman CGTN.

Baca Juga

Dia mendesak Jepang menghormati ekosistem laut global serta kesehatan dan keselamatan umat manusia. Selain China, Korea Selatan (Korsel) juga memprotes rencana Jepang membuang air limbah dari reaktor nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik. Ia mempertimbangkan membawa masalah itu ke Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut.

Sekitar 1,25 juta ton air telah terkumpul di tangki pembangkit nuklir Fukushima yang lumpuh pasca-tsunami pada 2011. Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan pembuangan air adalah tugas yang tak terhindarkan dalam proses penonaktifan pembangkit nuklir selama puluhan tahun.

Pemerintah Jepang pun meyakinkan pelepasan air dari tangki pembangkit nuklir aman. Sebab mereka telah melakukan proses untuk menghilangkan hampir semua unsur radioaktif dan akan diencerkan. Langkah Jepang didukung Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Menurut IAEA, tindakan tersebut serupa dengan pembuangan air limbah pembangkit nuklir di tempat lain di dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement