REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mortal Kombat menjadi pengalaman syuting film pertama bagi aktor Joe Taslim bertarung menggunakan kostum berat. Pada awal proses produksi, dia merasa cukup kesulitan dan membutuhkan waktu adaptasi yang cukup lama.
"Di film-film action sebelumnya paling pakai jaket, baju polisi, di film ini kostumnya berat dan sangat membatasi pergerakan," kata Joe pada acara nonton bareng Mortal Kombat yang digelar jamtangan.com dan Seiko, Jumat (23/4).
Joe yang biasanya kuat melakukan adegan laga selama sehari penuh menjadi lekas kelelahan karena kostum dengan pemberat tersebut. Namun, setelah tiga pekan terus membiasakan diri, badannya mulai bisa menerima dan dia beraksi dengan optimal.
Sepanjang film, pria 39 tahun kelahiran Palembang itu mengaku tidak menggunakan pemeran pengganti untuk adegan pertarungan. Menurut Joe, rumah produksi memilihnya terlibat karena ingin dia memberi kontribusi pertarungan yang nyata.
Meski begitu, Joe tidak terlibat dalam koreografi adegan laga. Dalam sekian banyak sinema laga yang dia bintangi, Joe mengaku ingin menghargai dan mengikuti saja rancangan dari koreografer pertarungan untuk film tersebut.
Sebagai aktor bela diri, Joe berusaha menghormati koreografer yang memiliki wewenang. Tugasnya sebagai pemeran adalah memeragakan apa yang sudah didesain dan mendiskusikan jika memang ada pembicaraan terkait koreografi laga yang dibutuhkan.
Mantan atlet judo profesional itu mengaku bangga bisa terlibat di Mortal Kombat sebagai tokoh Sub-Zero. Dia pun pernah membintangi The Fast and the Furious 6 (2013), Star Trek: Beyond (2016), serta film laga sejarah Korea Selatan The Swordsman (2020).
Joe senang bisa mewakili Indonesia menunjukkan talenta aktor Tanah Air ke mata mancanegara dan dunia. Dia pun merasa memiliki tanggung jawab menjaga nama baik bangsa selama terlibat proyek kreatif sinema lintas negara.
Untuk proyek terbaru, Joe masih menunggu kondisi aman dan kondusif pascapandemi Covid-19. "Sampai benar-benar lebih baik, baru mau syuting lagi. Karena kalau adegan berantem enggak bisa dimaskerin, muka ketemu muka. Harus lebih hati-hati," ujarnya.