REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nabi Yahya putra Nabi Zakaria merupakan pribadi yang memiliki kelebihan, sebagaimana yang diungkapkan Rasulullah SAW. Nabi yang satu ini pun berasal dari keturunan orang-orang saleh.
Dilansir di Masrawy, Jumat (23/4), Ath-Thabrani meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berkata: “Tidak seyogyanya bagi seseorang berkata: saya lebih baik dari (Nabi) Yahya bin Zakaria,”. Maka kami berkata: “Wahai Rasulullah, dan dari manakah (engkau mengetahui) itu?”. Lalu (Nabi) berkata: “Apakah kalian tidak mendengar (mengetahui) bagaimana Allah menggambarkan dia (Nabi Yahya) di dalam Alquran?”. Nabi berkata sebagaimana yang tertuang dalam Alquran Surah Maryam ayat 12:
يَا يَحْيَىٰ خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا “Ya Yahya, khudzil-kitaaaba biquwwatin. Wa aatainaahul-hukma shabiyyan”. Yang artinya: “Wahai Yahya, ambillah Al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih menjadi anak-anak.”
Kemudian Nabi Muhammad SAW membacakan lagi sampai pada Surat Ali Imran penggalan ayat 39:
وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ “Wa sayyidan wa hashuran wa nabiyyan minasshaalihin.” Yang artinya: “(Nabi Yahya) menjadi panutan, (pribadi) yang menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang Nabi yang termasuk keturunan dari orang-orang saleh.”
Nabi melanjutkan, “Nabi Yahya merupakan seseorang yang tidak pernah meluangkan waktunya untuk berbuat kejahatan, maupun mementingkan kejahatan.
Dijelaskan bahwa Nabi Yahya juga menyerukan Kitab Taurat dipahami dengan sungguh-sungguh, dan makna dari Taurat dapat dimaknai secara mendalam dan sebaik-baiknya. Nabi Yahya juga menekankan pentingnya mengaplikasikan ajaran-ajaran yang termaktub dalam Taurat. Baik itu syariat maupun etika dan adab sebagai seorang hamba.
Sebab sesungguhnya, keberkahan ilmu itu terletak pada penerapannya. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Surah Maryam ayat 12 tadi, yakni tentang seruan mengambil Taurat dan mempelajari serta mengamalkannya dengan sungguh-sungguh. Dan pada ayat 15, Allah berfirman:
وَسَلَامٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا “Wa salaamun alaihi yauma wulida wa yauma yamutu wa yauma yub’atsu hayyan.” Yang artinya: “Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal, dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.”
Sumber: masrawy